Begitu saya ketahuan menerima itu, saya mundur besok paginya"

Semarang (ANTARA News) - Ganjar Pranowo menyatakan siap mundur dari jabatannya sebagai Gubernur Jawa Tengah jika terbukti terlibat kasus korupsi proyek pengadaan kartu tanda penduduk elektronik atau E-KTP dan menerima aliran dana sebesar 500.000 dolar AS.

"Begitu saya ketahuan menerima itu, saya mundur besok paginya (dari jabatan Gubernur Jateng, red.)," katanya di Semarang, Rabu.

Hal tersebut disampaikan Ganjar usai melakukan kunjungan kerja ke Kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Tengah.

Ganjar menjelaskan bahwa terdapat dua kejanggalan terkait dengan tudingan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin yang menjadi terpidana kasus suap Wisma Atlet SEA-Games itu.

"Kejanggalan pertama adalah ketika disebut nama Haeruman, Ganjar, dan Arief Wibowo yang menjadi pimpinan Komisi II, tidak mungkin dalam satu pimpinan komisi itu ada dua dari satu fraksi yang sama, Ganjar dan Arief Wibowo," ujar politikus PDI Perjuangan itu.

Kejanggalan kedua, katanya, sampai hari ini tidak ada yang menyebut siapa yang mengantarkan uang.

"Melalui forum ini saya menantang untuk membuka dan saya akan bantu KPK untuk mengungkap kasus ini," kata anak kelima pasangan Pamudji (85) dan Sri Suparni (75) itu.

Suami Siti Atiqoh Supriyanti itu juga menyatakan kesediaannya untuk diperiksa penyidik KPK.

"Kalau bisa besok pagi diperiksa," kata Ganjar.

Ganjar mengaku tidak mengetahui motivasi Nazaruddin menuding dirinya terlibat korupsi proyek pengadaan E-KTP.

"Saya lagi menganalisis apakah ini cara mendistorsi secara politik karena PDI Perjuangan rating-nya tertinggi. Namun, ini adalah risiko kita berpolitik, kita nikmati saja," ujarnya.

Ganjar mengungkapkan bahwa dirinya orang yang sangat keras terkait dengan beberapa hal pada pengadaan E-KTP yang nilainya sangat besar itu dan tidak pernah berhubungan dengan orang-orang yang mengerjakan proyek tersebut.

"Saya terkejut sambil mesam-mesem `nek dikei duit semono` (kalau dikasih uang sebesar itu, red.) dan saya saya doakan semoga Pak Nazaruddin segera beres kasusnya," kata Ganjar.

Saat ditanya apakah ada rencana untuk melaporkan Nazaruddin dalam kasus pencemaran nama baik dirinya, Ganjar mengaku masih menunggu.

"Saya masih akan melihat satu dua hari, siapa tahu kemudian ada orang yang berani menunjukkan ini yang mengantar duit ke Ganjar," ujarnya.

Ganjar menyebutkan bahwa banyak pihak yang mendukung dirinya terkait dengan tudingan Nazaruddin, bahkan ada yang siap melakukan cap jempol darah, berencana mengajukan gugatan atas pencemaran nama baik, dan mengirim pasukan.

"Saya jawab tidak semuanya, jangan emosi," ujarnya.

Ganjar yang dilantik sebagai Gubernur Jateng pada tanggal 23 Agustus 2013 itu juga menyatakan akan berada di level paling depan untuk meladeni jika ada yang meneruskan.

"Sampai di mana akan saya ladeni dan saya merasa kalau saya orang yang betul-betul menyakini agama saya. Demi Allah saya bersumpah untuk itu, tidak," katanya.

Seperti diwartakan, Nazaruddin menyebut sembilan pelaku yang terlibat korupsi dalam proyek pengadaan E-KTP.

"Inisialnya SN, AU. Dari DPR, MM, Olly DK, MA. Dari pelaksananya AN, terus AS, termasuk Nazaruddin juga terlibat. Terus GA, EG," kata pengacara Elza Syarief mengutip pernyataan kliennya, Nazaruddin, di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jakarta, Selasa (27/8).

Elza mengatakan bahwa Nazaruddin sedang diperiksa Tim Penyidik KPK soal proyek pengadaan E-KTP selain proyek pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah (P3SON) Hambalang, serta pembangunan Gedung MK dan Gedung Diklat Mahkamah Konstitusi.

"Semua bukti-bukti sudah rapi, tetapi kasusnya masih dalam penyelidikan. Jadi, memang cukup besar penggelembungannya dari proyek E-KTP. Kan proyeknya 2,5 tahun yang 45 persen nilai penggelembungannya," kata Elza.

Elza mengatakan bahwa Nazaruddin diperiksa Tim Penyidik KPK selama tiga hari sejak Senin (26/8) hingga Rabu (28/8).

"Ya, proyeknya kan seluruhnya ada sekitar 20 proyek. Dua belas proyek ini yang masih diproses, yang delapan proyek nanti, kalau sudah pergantian pemerintahan, dekat-dekat 2014," kata Elza tentang data dugaan korupsi dalam 12 proyek di DPR yang disampaikan Nazaruddin.

Dalam dokumen yang dibawa Elza saat keluar dari Gedung KPK, tampak bagan yang menunjukkan hubungan pihak-pihak yang terlibat dalam korupsi proyek e-KTP.

Pihak-pihak yang tampak dalam dokumen Elza, yaitu Andi Narogong dan Nazaruddin dalam kotak berjudul "Pelaksana" dengan anak panah ke kotak berjudul "Boss Proyek e-KTP" yang berisi nama Novanto dan Anas Urbaningrum.

Kotak bagan "Boss Proyek e-KTP" itu bertanda panah ke tiga kotak bagan.

Kotak pertama berjudul "Ketua/Wakil Banggar yang terlibat menerima dana" berisi nama (1) Mathias Mekeng USD 500 ribu, (2) Olly Dondo Kambe USD 1 juta, dan (3) Mirwan Amir USD 500 ribu.

Kotak kedua berjudul "Ketua/Wakil Ketua Komisi II DPR RI yang terlibat menerima dana" berisi nama (1) Haeruman Harahap USD 500 ribu, (2) Ganjar Pranowo USD 500 ribu, dan (3) Arief Wibowo USD 500 ribu.

Sementara itu, kotak ketiga yang tidak berjudul berisi nama (1) Mendagri (Gamawan/Anas), (2) Sekjen (Dian Anggraeni), (3) PPK (Sugiarto), dan (4) Ketua Panitia Lelang (Drajat Wisnu S).

Pewarta: Wisnu Adhi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013