Bandung (ANTARA News) - Pakar Gempa Bumi Dr Surono mengatakan, warga jangan percaya pada isu kehadiran awan sebagai pertanda gempa yang beredar saat ini karena tidak ada hubungannya dengan meteorologi dan geofisika. "Seharusnya masyarakat tidak percaya pada tanda-tanda seperti itu, karena pada patahan aktif sendiri tidak memberikan tanda-tanda visual jika akan terjadi gempa", katanya yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Pengamatan Gempa Bumi dan Pergerakan Tanah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), di Bandung, Rabu. Menurut dia, isu tersebut pernah ia terima ketika diwawancara oleh salah satu radio di Yogyakarta, yang menanyakan kehadiran awan yang mirip seperti yang diisukan saat ini, sebelum terjadinya gempa bumi di daerah tersebut. "Kan, nyatanya tidak benar isu di Yogyakarta itu, masa isu tersebut dipercaya oleh masyarakat. Ah ada-ada saja bangsa kita ini", katanya. Sebelumnya, sejumlah warga Bandung mengaku sempat melihat bentangan awan yang memanjang secara horisontal yang bentuknya berbeda dengan awan biasanya pada Selasa (1/8). Dari pemberitaan salah satu media, ahli kimia asal China, Dr Zhonghoa Shou sudah melakukan penelitian selama 20 tahun terhadap awan pertanda gempa tersebut. Dari 36 awan yang telah ditelitinya, 29 diantaranya terbukti sebagai pertanda gempa. Perkiraan akan terjadi gempa itu tersebut terbukti ketika mengamati awan berbentuk garis memanjang dengan ekor mengarah ke barat laut. Setelah kemunculan awan tersebut, 18 jam kemudian terjadi gempa dengan kekuatan magnitudo 7,7 Skala Richter (SR) yang mengguncang Iran hingga menewaskan 370 ribu warga.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006