Surabaya (ANTARA) - PT PAL Indonesia mulai mengerjakan kapal pesanan Filipina jenis Landing Dock yang ditargetkan selesai dan bisa dikirim pada 2026.

Pengerjaan tersebut, ditandai dengan "Ceremony of Keel Laying Landing Dock & First Steel Cutting Landing Dock" atau peletakan lunas Landing Dock yang merupakan awal dari konstruksi kapal sekaligus merupakan hari kelahiran kapal.

Direktur Utama PAL Kaharuddin Djenod, usai kegiatan di Divisi Kapal Niaga PT PAL Surabaya, Senin, mengatakan kapal yang masuk kelas Lioyd's Register (LR) tersebut memiliki total berat sebesar 7.200 ton, memiliki kecepatan maksimal 16 Knot, kecepatan jelajah 13 knot dan daya tahan jelajah selama 30 hari.

"Sedangkan jangkauan operasinya sejauh 9.360 Nanometer dan mampu membawa maksimum penumpang 680 orang," katanya.

Ia mengatakan, kapal perang Landing Dock Philippine ini membuktikan tingkat kepercayaan negara sahabat terhadap industri pertahanan dalam negeri.

"Dengan Filipina, dua kapal sudah di ekspor dan saat ini sedang kontrak lagi. Ini menunjukkan tingkat kepercayaan negara sahabat terhadap industri pertahanan kita," katanya.

Kaharuddin menjelaskan, kepercayaan yang diberikan kepada PT PAL Indonesia dari negara asing tidak lain adalah berkat dukungan pemerintah dalam hal ini, Presiden Indonesia Joko Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Presiden Jokowi dan Menteri Prabowo, lanjutnya, sangat memahami kondisi geo politik sehingga negara sahabat memberi kepercayaan pada industri pertahanan Indonesia terutama PT PAL Indonesia.

"Kekuatan pemimpin Indonesia yang berhasil meyakinkan negara sahabat, bahwa kualitas produk industri pertahanan Indonesia tidak asal-asalan tapi kualitasnya bisa dipertanggungjawabkan," ujarnya.

Oleh karena itu, pihaknya tidak ingin menyia-nyiakan kepercayaan yang telah diberikan kepada PT PAL Indonesia.

"Ketika kepercayaan itu diberikan kepada industri pertahanan dalam negeri, kami bisa memberikan hasil dengan kualitas yang benar-benar meyakinkan, dan tidak kalah dengan hasil industri pertahanan luar negeri," ucapnya.

Kaharuddin menambahkan, Indonesia memiliki posisi yang strategis dan bisa memberikan contoh kepada negara ASEAN lain,karena dengan segala keterbatasan mampu membangkitkan industri dengan level yang jauh lebih tinggi.

Selain itu, dari segi penguasaan teknologi anak bangsa sudah meningkat jauh, jika sebelumnya masih berkisar di kapal-kapal KCR 60 meter, LPD 123 meter, sekarang sudah mampu mendesain dan memulai Fregat Merah Putih.

"Ini meskipun basic desainya kami beli dari luar negeri, tetapi basic komplitnya adalah hasil karya putra-putri Indonesia. Selain itu kami juga sedang dalam proses sedang mendesain kapal-kapal induk," tuturnya.

Baca juga: PT PAL siap lanjutkan program kapal selam perkuat pertahanan maritim
Baca juga: PT PAL gandeng BSSN RI bangun kesiapsiagaan keamanan siber
Baca juga: PT PAL persembahkan prestasi internasional lewat produk SSV 123 meter

Pewarta: Indra Setiawan/Naufal
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024