Jakarta (ANTARA News) - Peraturan menteri soal tata niaga impor daging sapi akan segera diteken, sebagai salah satu bagian dari implementasi paket kebijakan ekonomi yang telah diumumkan pemerintah.

"Besok, Permentan (Peraturan Menteri Pertanian) dan Permendag (Peraturan Menteri Perdagangan) terkait tata niaga daging akan ditandatangani," kata Menteri Perdagangan Gita Wirjawan di Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Jakarta, Rabu.

Menurut Gita, langkah perbaikan di dalam tata niaga daging diharapkan dapat berdampak kepada kestabilan nilai rupiah karena terkait dengan aktivitas ekspor-impor.

Sementara itu, Komisi VI DPR RI pada Rabu (28/8) menggelar rapat dengar pendapat tidak hanya dengan Kementerian Perdagangan, tetapi juga dengan Kementerian Perindustrian dan sejumlah pihak terkait seperti Kamar Dagang dan Industri (Kadin) serta Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo).

Ketua Komisi VI DPR RI Airlangga Hartarto mengemukakan, rapat tersebut antara lain untuk mengkaji langkah-langkah yang diambil pemerintah mengingat defisit neraca perdagangan yang semakin melebar dan memperlemah kekuatan nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata uang lainnya.

Sebelumnya pemerintah mengumumkan empat paket kebijakan ekonomi. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan paket kebijakan itu bertujuan memperbaiki neraca transaksi berjalan, termasuk menjaga nilai tukar rupiah, menjaga pertumbuhan ekonomi dan daya beli, menjaga inflasi, dan mendorong percepatan investasi.

Salah satu paket ekonomi tersebut yakni mengubah tata niaga impor daging sapi dan produk hortikultura, yang diubah pembatasan kuantitas atau kuota menjadi mekanisme yang mengendalikan harga.

Ketua Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Teguh Boediyana di Jakarta, Kamis (22/8) mengatakan, mahalnya harga daging sapi di Indonesia disebabkan karena tingginya harga sapi hidup di beberapa sentra utama.

Untuk itu, menurut Teguh, jalan keluar yang harus diterapkan adalah memperbanyak pasokan sapi. "Peternak sapi lokal harus digiatkan kembali agar mereka bisa menyuplai lebih banyak ke pasar daging," katanya.


Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013