Pak JK belum bersedia."
Jakarta (ANTARA News) - Mantan Wakil Presiden, M. Jusuf Kalla (JK), tak mau mengikuti konvensi calon presiden yang diselenggarakan Partai Demokrat, kata Sekretaris Komite Kovensi Partai Demokrat, Suaedy Marasabessy.

"Pak JK belum bersedia. Beliau pernah menjadi Ketua Umum Partai Golkar, sehingga menjadi tidak etis," ujarnya di Wisma Kodel, Kuningan, di Jakarta, Rabu.

Dalam kode etik konvensi, seseorang yang mempunyai jabatan struktural di partai lain harus nonaktif dari jabatannya di partai itu.

Selain itu, pemenang konvensi capres harus menjadi kader Partai Demokrat karena Demokrat tetap ingin mengusung kadernya sendiri pada pemilihan umum (Pemilu) 2014.

Ia menjelaskan, sebenarnya Komite Konvensi Partai Demokrat belum memberikan undangan konvensi kepada JK. Akan tetapi, sejauh ini pihaknya hanya menemui dan berkomunikasi dengan Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) itu.

Pada Selasa (27/8) malam, Komite Konvensi mengunjungi Jusuf Kalla di kediamannya di Jalan Brawijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, untuk menanyakan kesediaan JK menjadi peserta konvensi capres yang diselenggarakan Partai Demokrat.

"Undangan belum sempat diberikan. Pembicaraan tatap muka dengan JK secara non-formal antara Ketua Komite, Maftuh Basyuni, dan Wakil Ketua Komite, Taufiequrachman Ruki," kata Suaedy.

Ia mengemukakan, mantan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo layak menjadi salah satu calon presiden (capres) 2014 karena kapasitas dan kapabilitasnya.

"Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Pramono duplikat Sarwo Edie Wibowo," katanya.

Suaedy menilai, Pramono memiliki ketegasan, seperti ayahnya, Sarwo Edhie (almarhum), mantan komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD), kini Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD, yang terkenal dalam pembersihan Partai Komunis Indonesia (PKI) pasca-peristiwa Gerakan 30 September 1965.

"Karakter yang dimiliki Pak Sarwo dimiliki Pak Pramono," ujarnya.

Ia juga menyatakan, Pramono, yang anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, memiliki kecerdasan dan wawasan kebangsaan yang jauh ke depan.

Pengalaman militer yang panjang, menurut dia, menjadikan Pramono sosok yang tidak jauh dari masyarakat dan mampu memimpin negara ini.

"Beliau paham benar kondisi masyarakat, dan apa yang diinginkan. Beliau punya konsep, tumbuh dalam lingkungan keluarga yang baik, memiliki pengetahuan yang cukup dalam mengelola negara," Suaedy Marasabessy.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2013