Davos, Swiss (ANTARA) - China memainkan peran kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi global, demikian dikatakan Direktur Jenderal (Dirjen) Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Ngozi Okonjo-Iweala.

"China selalu mampu menghasilkan berbagai instrumen untuk membantu menstimulasi ekonomi, dan kami sepenuhnya berharap bahwa pemerintah China masih memiliki ruang untuk melakukan banyak hal," kata Okonjo-Iweala kepada Xinhua dalam sebuah wawancara eksklusif di sela-sela Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) di Davos pada Kamis (18/1).

Dengan beberapa langkah yang telah diambil oleh China, katanya, ekonomi China diharapkan "dapat mulai rebound."

Sejak bergabung dengan WTO lebih dari 20 tahun silam, China telah menjadi pedagang barang terbesar di dunia dan mitra dagang utama bagi lebih dari 140 negara dan wilayah, dengan kontribusi rata-rata hampir 30 persen terhadap pertumbuhan ekonomi tahunan dunia.

Menyoroti peran kunci China dalam mendorong perdagangan global dan pertumbuhan ekonomi global, Okonjo-Iweala mengatakan, "Setiap perkembangan di China akan berdampak pada seluruh dunia dan itulah sebabnya mengapa kinerja ekonomi China yang baik menjadi kepentingan bagi semua orang."

Menurut Biro Statistik Nasional (National Bureau of Statistics/NBS) China, PDB negara itu membukukan pertumbuhan 5,2 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada 2023, yang mencerminkan rebound yang kuat pasca-COVID.

"China memainkan peran yang sangat kuat dan kami ingin melihat ekonomi China kembali kuat, karena hal itu akan mendorong perdagangan global. Ini akan mendorong pertumbuhan global. Ini bukan hanya tentang China saja, tetapi juga tentang seluruh dunia," ujarnya.

Para peserta menghadiri resepsi yang diadakan Kota Dalian di China saat berlangsung Pertemuan Tahunan Forum Ekonomi Dunia (WEF) 2024 di Davos, Swiss, pada 16 Januari 2024. (Xinhua/Lian Yi)

Prospek perdagangan global

Pada Oktober 2023, badan perdagangan yang berbasis di Jenewa ini mengatakan bahwa perdagangan barang akan meningkat hanya 0,8 persen pada 2023, dibandingkan dengan estimasi pada April sebesar 1,7 persen. Untuk tahun 2024, badan itu memperkirakan pertumbuhan 3,3 persen dalam perdagangan barang.

"Kami memperkirakan pertumbuhan 0,8 persen untuk perdagangan global tahun lalu, itu merupakan tahun perdagangan barang global sedikit lemah dalam hal kinerja. Kami lebih optimistis pada 2024, kami memperkirakan pertumbuhan 3,3 persen," ujar Okonjo-Iweala.

"Namun, mengingat gangguan yang kita lihat di Laut Merah, Terusan Suez, dan kenaikan biaya pengangkutan peti kemas dan pengiriman serta asuransi yang kita lihat, kami rasa hal ini akan berdampak," ujarnya.

"Permintaan agregat turun secara keseluruhan, dan mungkin akan turun lebih jauh lagi dan ini akan berdampak. Kami rasa proyeksi kami sebesar 3,3 persen terlalu optimistis untuk tahun ini," imbuhnya.


Seruan untuk multilateralism

Seraya memuji peran China dalam mempertahankan sistem perdagangan multilateral, Okonjo-Iweala mengatakan, "China, dari sudut pandang WTO, telah menjadi pendukung kuat sistem perdagangan multilateral dan multilateralisme."

China tidak hanya menjadi penerima manfaat dari sistem perdagangan multilateral, tetapi juga bermanfaat bagi sistem perdagangan multilateral, imbuhnya.

"Kami berharap hal ini akan terus berlanjut dan China akan terus menjadi anggota yang kuat yang juga akan membantu WTO untuk menyelesaikan beberapa masalah perdagangan global yang timbul," ujarnya.

Okonjo-Iweala juga meminta para anggota WTO untuk mematuhi aturan-aturan perdagangan global, "yang mana kami ingin agar semua pihak dapat bekerja sama dalam sistem multilateral."

Setiap anggota organisasi harus bekerja sesuai dengan aturan perdagangan multilateral, ujarnya.

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024