Jakarta (ANTARA) - Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 3 Mahfud MD menutup debat keempat di Jakarta, Minggu (21/1), dengan menyanyikan secuplik dari lagu legendaris “Berita Kepada Kawan” oleh Ebiet G. Ade.
Malam itu, Mahfud bernyanyi dalam konteks janjinya mengembalikan hak rakyat terkait isu lingkungan hidup, dia juga menyoroti pentingnya penertiban birokrat dan penegakan hukum sebagai salah satu solusi isu lingkungan dan pembangunan berkelanjutan di Tanah Air.
Lalu, siapa kah Ebiet G. Ade dan apa arti dari lagu tersebut termasuk liriknya?
Baca juga: Album "Seraut Wajah" Ebiet G. Ade dirilis dalam bentuk piringan hitam
Abid Ghoffar bin Aboe Dja'far atau lebih dikenal dengan nama Ebiet G. Ade adalah seorang penyanyi dan penulis lagu berkewarganegaraan Indonesia, yang lahir di Banjarnegara, Jawa Tengah, 21 April 1955.
Ebiet dikenal sering menyuarakan isu-isu bertemakan alam dan duka derita kelompok tersisih lewat lagu-lagunya yang bergenre folk-pop, country, dan soft rock.
Ebiet G. Ade sendiri menulis lagu “Berita Kepada Kawan” terinspirasi dari peristiwa bencana alam gas beracun yang terjadi di Kawah Sinila, Dieng pada tahun 1979 silam.
Dalam lagu ini, dikisahkan pencerita atau penyanyi mengunjungi sebuah tempat yang baru saja dilanda bencana. Lantas dia menemukan banyak orang kehilangan keluarganya, seperti seorang anak yang kehilangan kedua orang tuanya, seperti yang tertuang pada liriknya “bapak ibunya telah lama mati ditelan bencana tanah ini”
Berikut lirik lagu lengkap dari tembang legendaris “Berita Kepada Kawan” ciptaan Ebiet G. Ade:
Lirik “Berita Kepada Kawan”
Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan
Sayang engkau tak duduk disampingku kawan
Banyak cerita yang mestinya kau saksikan
di tanah kering bebatuan
Tubuhku terguncang dihempas batu jalanan
Hati tergetar menampak kering rerumputan
Perjalanan ini pun seperti jadi saksi
Gembala kecil menangis sedih
Kawan coba dengar apa jawabnya
Ketika ia kutanya mengapa
Bapak ibunya telah lama mati
Ditelan bencana tanah ini
Sesampainya di laut kukabarkan semuanya
Kepada karang kepada ombak kepada matahari
Tetapi semua diam, tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri terpaku menatap langit
Barangkali di sana ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana?
Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita
yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang
Kawan coba dengar apa jawabnya
Ketika ia kutanya mengapa
Bapak ibunya telah lama mati
Ditelan bencana tanah ini
Sesampainya di laut kukabarkan semuanya
Kepada karang kepada ombak kepada matahari
Tetapi semua diam, tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri terpaku menatap langit
Barangkali di sana ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana?
Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita
yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang
Baca juga: Mahfud kutip surat Ar-Rum ayat 41 ingatkan soal kerusakan alam
Baca juga: Muhaimin ajak capres dan cawapres untuk tobat ekologis
Baca juga: Gibran: Saya tidak pernah bosan bahas hilirisasi
Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024