New York (ANTARA News) - Kurs dolar jatuh terhadap mata uang utama lainnya pada Selasa (Rabu pagi WIB), sementara yen melonjak di tengah meningkatnya ketegangan atas Suriah.

Pasar keuangan sedang bergejolak dari meningkatnya ekspektasi semakin dekatnya aksi militer Barat terhadap Suriah untuk dugaan penggunaan senjata kimia terhadap warga sipil, lapor AFP.

Pasukan AS siap menyerang Suriah ketika Barat bersikeras tujuannya tidak untuk merubah rezim tetapi untuk menghukum pemerintah Presiden Bashar al-Assad atas serangan terhadap warga sipil dengan menggunakan senjata kimia.

"Kemungkinan serangan militer terhadap negara berkembang itu hanya beberapa menit, namun investor khawatir hal itu dapat menggoyahkan kawasan itu," kata Kathy Lien dari BK Asset Management.

Pasar valuta asing bergelombang, dengan dolar kehilangan kekuatannya terhadap euro di akhir sesi perdagangan.

Pada sekitar pukul 21.00 GMT (Rabu pukul 04.00 WIB), euro dibeli 1,3391 dolar, naik sedikit dari 1,3369 dolar di waktu yang sama pada Senin.

Yen Jepang diuntungkan karena investor bergegas untuk berlindung di mata uang "safe haven" (tempat berlindung yang aman) dari ketidakpastian geopolitik.

Dolar jatuh menjadi 97,01 yen dari 98,51 yen pada akhir Senin, sementara euro turun menjadi 129,88 yen dari 131,68 yen.

"Kekhawatiran atas ketegangan di Suriah dan potensi Fed mengurangi stimulusnya tampak menjadi tema utama yang mendasari pendorong pasar valuta asing. Namun demikian, yen lebih tinggi karena uang terus mengalir keluar dari pasar negara berkembang dan masuk ke mata uang lainnya dianggap sebagai tempat aman untuk investasi," kata Zachary Griffiths dari Wells Fargo Economics.

Griffiths menunjuk pasar ekuitas "bearish" (lesu) dan memprediksi greenback kemungkinan akan naik karena aliran modal menjauh dari aset-aset berisiko.

Dolar jatuh menjadi 0,9173 franc Swiss dari 0,9230 franc pada Senin sore. Pound Inggris merosot menjadi 1,5542 dolar dari 1,5572 dolar.


Penerjemah: Apep Suhendar

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013