Bagi PDI Perjuangan, kepemimpinan tahun 2014 merupakan kepemimpinan transisional, yang merupakan perpaduan antara sosok yang memegang teguh dalam prinsip dengan tokoh yang memiliki kemampuan mengelola pemerintahan guna memastikan berbagai persoalan bSemarang (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo mengatakan partainya memandang penting Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD 2014 karena pemerintahan ke depan dan pemilu anggota legislatif satu bagian yang tidak terpisahkan.
"Bagi PDI Perjuangan, kepemimpinan tahun 2014 merupakan kepemimpinan transisional, yang merupakan perpaduan antara sosok yang memegang teguh dalam prinsip dengan tokoh yang memiliki kemampuan mengelola pemerintahan guna memastikan berbagai persoalan bangsa bisa diselesaikan," katanya kepada Antara di Semarang, Selasa.
Oleh karena itu, kata Tjahjo, partainya tidak hanya fokus pada siapa yang kelak menjadi calon presiden dan kandidat wakil presiden, tetapi juga konsepsi pemerintahan untuk mengatasi masalah bangsa, termasuk utang luar negeri yang mencapai Rp2.500 triliun.
"Siapa pun (presiden dan wapres, red.) yang memimpin Indonesia ke depan, tidak bisa terlepas dari masalah utang luar negeri yang hingga sekarang mencapai lebih dari Rp2.500 triliun. Apalagi, belum selesai gejolak harga daging, kini harga kedelai menggila," katanya.
Ia lantas mengemukakan,"Mengapa konsepsi menjalankan pemerintahan ini begitu penting bagi PDI Perjuangan? Sebab, kita melihat bahwa masalah yang dihadapi bangsa ini sangat berat."
Dalam hal ini, kata Tjahjo, konsepsi pemerintahan yang dijabarkan dari cita-cita untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat di bidang politik; Indonesia yang berdiri di atas kaki sendiri di bidang ekonomi; dan Indonesia yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Kepemimpinan nasional yang dicita-citakan PDI Perjuangan merupakan kepemimpinan yang benar-benar memahami sejarah perjuangan bangsanya, dan mampu menjadikan Pancasila dan UUD 1945 membumi dalam kehidupan berbangsa yang sangat majemuk.
Kepemimpinan tersebut, menurut dia, haruslah visioner guna menentukan masa depan Indonesia sehingga pada tahun 2045 Indonesia dapat bangkit kembali manjadi pemimpin bangsa-bangsa Asia Afrika.
"Syaratnya, pemimpin tersebut harus memiliki karakter dan mampu menggelorakan kembali kebanggaan sebagai bangsa," kata alumnus Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip) Semarang itu.
Karena itulah, kata Tjahjo, Indonesia harus mampu berdaulat dalam bidang pangan, energi, pertahanan, keuangan, serta memiliki sumber daya manusia (SDM) yang mampu mengakselerasi peningkatan kehidupan rakyat melalui pendekatan kebudayaan, termasuk penguasaan teknologi yang tepat sebagai fondasi keberdikarian di bidang ekonomi.
(D007/R010)
Pewarta: D.Dj. Kliwantoro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013