para ecopreneurs membutuhkan tiga bantuan penting, yaitu pendampingan metodologi pengembangan startup, akses kepada pemodalan, dan membuka akses ke masyarakat

Jakarta (ANTARA) - Program Climate Innovation Acceleration (CIA) 2024 membuka peluang bagi pendanaan proyek teknologi iklim (climate-tech) dengan total nilai Rp450 juta.

CIA 2024 merupakan program akselerasi inovasi teknologi serta edukasi untuk memperbanyak talenta di bidang pekerjaan hijau (green jobs) yang diselenggarakan oleh Ecoxyztem Venture Builder dan Greeneration Foundation dengan dukungan dari HSBC Indonesia.

“Dalam riset kami, para ecopreneurs membutuhkan tiga bantuan penting, yaitu pendampingan metodologi pengembangan startup, akses kepada pemodalan, dan membuka akses ke masyarakat yang semuanya tercakup dalam rangkaian program CIA ini,” kata Presiden Direktur Ecoxyztem, Mohamad Bijaksana Junerosano di Jakarta, Sabtu.

CIA menargetkan lebih dari 3.000 mahasiswa di 7 kota besar di Indonesia yang dapat terlibat dalam rangkaian program.

Selain memberikan peluang pendanaan, CIA juga memberikan pendampingan dan akses pasar kepada 30 startup serta akses kerja sama dengan beberapa penyedia fasilitas publik.

Program CIA telah mendapatkan dukungan dari 25 komunitas, gerakan, dan organisasi enabler yang dapat mendorong terciptanya kolaborasi yang berkelanjutan, seperti World Cleanup Day Indonesia, Society of Renewable Energy (SRE Indonesia), Ikatan Mahasiswa Teknik Lingkungan Indonesia (IMTLI), Koalisi Ekonomi Membumi (KEM), Bicara Udara, PemimpinID, dan lainnya.

CIA juga membuka kesempatan para mahasiswa untuk menjadi sukarelawan X-CAP atau XYZ Campus Ambassador yang informasinya dapat ditemui di media sosial.

Menanggapi program CIA 2024, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Laksmi Dhewanthi berharap program tersebut dapat memberikan solusi dan inovasi pada persoalan teknologi iklim.

“KLHK memastikan Indonesia serius dalam menangani perubahan iklim. Melalui CIA, diharapkan solusi dan inovasi yang muncul dari mahasiswa dan startup climate-tech dapat berkontribusi dalam mendukung aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang sejalan dengan target Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) 2030,” ujar Laksmi.


Baca juga: Jepang janjikan dukungan keuangan, teknologi untuk dekarbonisasi ASEAN
Baca juga: Indonesia terapkan sains sebagai solusi atasi kekeringan
Baca juga: BMKG sebut Indonesia miliki kemampuan teknologi atasi krisis air

Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024