Beijing (ANTARA News) - Lebih dari 30 persen makanan di China mengandung kadar aluminium yang berlebihan, ungkap suatu penelitian seperti dikutip kantor berita Xinhua.

Asupan aluminium yang terlalu banyak dapat menyebabkan masalah saraf dan gangguan pernafasan serta mempengaruhi perkembangan tulang.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh ahli gizi dan ahli keamanan makanan Chen Junshi, sebanyak 40 persen aluminium yang berlebihan itu terdapat pada tepung.

Dia menuding alumunium berlebihan itu ada umumnya ada pada serbuk pengembang atau "baking powder" yang dicampurkan pada terigu.

Baking powder membantu produk berbahan tepung nampak bagus dan rasanya enak, tapi rupanya baking powder banyak disalahgunakan oleh pabrik makanan di China.

Baking powder tanpa aluminium lebih mahal ketimbang yang beraluminium sehingga banyak pabrik memilih yang lebih murah.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan asupan alumunium tidak lebih dari dua miligram/kilogram berat tubuh, sementara 32,5 persen orang di China mencerna bahan ini lebih dari itu.

Sebanyak 44 persen alumunium berlebih terdapat tepung, 24 persen terdapat di roti kukus, dan 10 persen ada di sarapan tradisional China; ca kue.

Orang yang tinggal di China bagian utara yang lebih suka makanan berbahan dasar tepung seperti mie, menyerap aluminium empat kali lebih banyak dari pada yang dikonsumsi masyarakat di China bagian selatan.

Mereka rata-rata mengonsumsi alumunium 2,9 miligram per kilogram berat tubuh mereka, hampir 1,5 kalinya asupan yang disarankan WHO.

Terkait penelitian itu, Guangzhou Daily mewartakan sebanyak 43 persen anak-anak usia empat dan enam tahun makan 2,6 kali lebih banyak dari jumlah maksimal alumunium yang disarankan.

Penelitian tersebut meneliti 6.600 sampel dari 11 jenis makanan.


Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013