untuk menambah pendapatan PT TransJakarta
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi Komisi B DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufik Zoelkifli menilai perubahan nama halte TransJakarta bisa mendongkrak pendapatan badan usaha itu lewat konsep pembaruan merek (rebranding).

"Pandangan saya soal pergantian itu, antara lain, adalah untuk menambah pendapatan PT TransJakarta," kata Taufik kepada wartawan di Jakarta, Jumat.

Taufik menjelaskan "rebranding" halte bisa dilakukan untuk menambah pendapatan selain penjualan tiket.

Kendati demikian, saat ditemui di lapangan, halte yang menggunakan sejumlah merek swasta justru tidak menuai hasil maka penyematan nama pada halte disesuaikan dengan nama jalan dan kawasan.

"Jadi, kemarin ada halte yang sudah telanjur memakai nama RS atau nama mal, dia seharusnya membayar ke PT TransJakarta,” ujarnya.

Baca juga: DPRD panggil TransJakarta terkait sosialisasi perubahan nama halte

Dia menyatakan kini nama-nama itu patut ditinjau ulang agar nama merek lain yang menempel di halte bus memberi keuntungan bagi TransJakarta sebagai pemilik aset.

“Karena sudah telanjur pakai nama lain seperti itu, sekarang halte itu namanya diganti yang netral atau tidak terkait dengan 'brand' tertentu," katanya.

Ia berharap, setelah pergantian nama tersebut, TransJakarta bisa menawarkan kepada perusahaan-perusahaan swasta, rumah sakit (RS), mal atau merek lain untuk menamakan halte tersebut dengan jenama mereka.


Menurut dia, perubahan nama sejumlah halte busway itu merupakan salah satu strategi pemasaran TransJakarta untuk mendongkrak pendapatan perusahaan.

"Jadi, bukan hanya mengandalkan tiket tapi juga ada pemasukan lain yang didapat dari penamaan halte dengan merek tertentu,” katanya.

Baca juga: Ini tiga faktor utama penyebab nama halte TransJakarta diganti

Sejumlah halte bus TransJakarta mengalami perubahan nama dan dikeluhkan penggunanya.

Sejumlah halte itu di antaranya, Halte Tirtayasa di Petogogan berganti menjadi Halte Pasar Santa, Halte Tendean berubah menjadi Halte Tegal Mampang, Halte Sarinah menjadi Halte MH Thamrin, Halte S Parman Podomoro City menjadi Halte Tanjung Duren.

Sebelumnya, TransJakarta melakukan perubahan, nama beberapa halte yang bertujuan untuk menetralisasi nama tersebut.

"Jadi, penyesuaian nama halte bagian dari netralisasi nama halte TransJakarta. Sebelumnya, ada nama halte yang bersifat komersial. Jadi, sekarang dinetralkan," kata Kepala Departemen Humas dan CSR TransJakarta Wibowo.

Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2024