Ponogoro (ANTARA) - Calon Presiden (Capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo menganggap creative hub (pusat kreatif) penting untuk pengembangan ekonomi kreatif.

Dia menceritakan pengalaman ketika menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, anak-anak muda meminta kepadanya membuat tempat berkumpul untuk bertukar pikiran (coworking space dan creative hub), yang akhirnya diberi nama Hetero Space.

“Tidak pakai APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) lagi waktu itu. Karena apa? Saya mau ada semangat anak-anak. Terus gimana caranya? Nah, teman-teman saya itu langsung nyari CSR (Corporate Social Responsibility) (yang kemudian) dilihat desainnya (oleh perusahaan pemberi CSR) yang mereka bikin (hingga) penataan interior mereka, (sehingga akhirnya memperoleh dana CSR),” ungkap dia dalam acara Ngobrol Santai Bareng Milenial, Gen Z, dan Influencer di Sekayu River di Kecamatan Ponorogo, Jawa Timur, Jumat.

Setelah Hetero Space memperoleh pendanaan dari CSR, para pemuda yang merancang creative hub tersebut kemudian diminta oleh Ganjar untuk mengelola pusat kreatif itu. Dengan kolaborasi antara Impala Network bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Hetero Space dapat memperoleh pelatihan, fasilitas akses keuangan, hingga digitalisasi.

Hingga saat ini, Hetero Space berada di Semarang, Solo, dan Banyumas dengan fokus terhadap penyediaan ruang sekaligus wadah berjejaring para industri kreatif, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), startup, pemuda, serta pemangku kepentingan lainnya.

Hetero Space memiliki perbedaan fokus sektor di tiga kota tersebut. Di Semarang, sektor yang dikembangkan ialah bisnis, UMKM, startup, dan komunitas. Untuk di Solo, fokus pada kesenian, UMKM, pertunjukan (exhibition and performance), e-sport, serta komunitas. Adapun di Banyumas fokus pada sektor bisnis, pertunjukan (exhibition and performance), startup, dan sport community. Perbedaan fokus itu menyesuaikan kebutuhan dan karakteristik dari setiap wilayah.

“Jadi, contoh ini saya buat di tiga kabupaten dan sekarang ternyata hasilnya bagus. Tapi, kalau kemudian kita ingin mendorong anak-anak kreatif, dibuka dulu talentanya, kelihatan bakatnya, proses kreatif tempatnya disediakan, terus kemudian mereka berjalan, mereka berkompetisi. Yang bagus, ini kita dorong fasilitasi sampai ke tujuan, maka kita bisa mesti nyiapin,” ujarnya.

Ganjar menceritakan bagaimana Korea Selatan mampu mengembangkan industri ekonomi kreatif karena pemerintah di negara itu terus memfasilitasi adanya pelatihan, creative hub, dan pendidikan kepada para pelaku kreatif.

“Orang Korea itu mereka latihan, belajar, sekolah, membuat creative hub, Di situ, anak-anak berkumpul atau dia pergi sekolah formal, terus kemudian ikut kontes,” kata Capres nomor urut 3..

Dalam kesempatan tersebut, dia juga menekankan paham baru yang disebut “viralisme”, yakni sebuah fenomena viral atau populer di dunia maya, guna mendukung perkembangan para pelaku ekonomi kreatif.

Dia mencontohkan Putri Ariani, seorang penyanyi penyandang tuna netra, yang bisa viral setelah mengikuti audisi ajang pencarian bakat America's Got Talent di Amerika Serikat dan memperoleh respon positif dari media sosial. Begitu juga dengan Salma, seorang penyanyi yang terkenal setelah menjuarai ajang Indonesian Idol tahun 2023.

“Itulah contoh bagaimana karya anak muda mendunia. Coba bayangkan kalau kira-kira ini 100 juta orang yang di Indonesia nge-like, bakatnya (terlihat) dan (jika) konsisten di situ, kita fasilitasi. Saya juga orang yang meyakini kalau ekonomi kreatif itu lebih pas sama generasi muda sekarang, (dan) potensinya gede sekali,” ucapnya.

Baca juga: Ganjar berziarah ke makam Bathara Katong saat kampanye di Ponorogo
Baca juga: TPN: Ada 18 provinsi lumbung suara Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024
Baca juga: TPD Ganjar-Mahfud Banten terima aspirasi pemekaran Cilangkahan

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024