Penerapan teknologi smart farming bisa membantu mengurangi limbah dan kerugian hasil panen....

Palangka Raya (ANTARA) - Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) berkolaborasi bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggali potensi Sustainable Smart Greenhouse (SSG) untuk komoditas hortikultura.

Kepala DTPHP Kalteng Sunarti dalam keterangan yang diterima di Palangka Raya, Jumat, mengatakan tujuannya adalah untuk mendukung pertanian berkelanjutan secara ekologis, ekonomis, dan sosial.

"Kami mengadakan pelatihan teknis untuk petani yang fokus pada pemahaman konsep smart farming dan pengelolaan greenhouse. Juga mengedukasi petani tentang prinsip-prinsip keberlanjutan dalam pertanian, termasuk penggunaan sumber daya secara efisien dan pengurangan dampak lingkungan," katanya pula.

Terkait kolaborasi ini, pihaknya telah melaksanakan penandatanganan nota kesepahaman dengan Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN.

Pihaknya juga bersama-sama melaksanakan pengumpulan data awal terkait produktivitas, penggunaan sumber daya dan dampak lingkungan untuk analisis keberlanjutan, evaluasi siklus hidup, hingga pembuatan peta kesesuaian lahan.

"Dari pendekatan yang dilakukan tersebut terdapat peluang ekonomi dan keberlanjutan, karena dengan implementasi teknologi smart farming dan greenhouse dapat meningkatkan produktivitas tanaman, sehingga memperoleh hasil yang lebih tinggi," ujarnya.

Kemudian manfaat lainnya, yakni petani dapat menggunakan greenhouse untuk diversifikasi produk, termasuk tanaman hortikultura yang memiliki nilai ekonomi tinggi, mulai dari sayuran organik maupun buah-buahan.

"Tanaman yang tumbuh di lingkungan yang terkontrol dengan baik cenderung memiliki kualitas lebih tinggi, sehingga membuka peluang untuk masuk ke pasar lokal dan ekspor," kata Sunarti.

Dia menyampaikan produk hasil pertanian dari teknologi smart farming dan greenhouse sering dianggap lebih berkelanjutan, juga mampu menarik konsumen yang peduli dengan aspek lingkungan.

Penerapan teknologi smart farming bisa membantu mengurangi limbah dan kerugian hasil panen dengan memberikan pemantauan yang akurat serta meminimalkan risiko.

"Kegiatan pelatihan teknis tersebut dilaksanakan pada Januari sampai dengan Desember 2024 di Kota Palangka Raya," katanya lagi.

Dia memaparkan untuk tujuan jangka pendek dari kegiatan ini adalah agar petani fokus pada pemahaman konsep smart farming dan pengelolaan greenhouse, mengedukasi petani tentang prinsip-prinsip keberlanjutan dalam pertanian, termasuk penggunaan sumber daya secara efisien dan pengurangan dampak lingkungan, serta lainnya.

Selanjutnya tujuan jangka panjang adalah berkontribusi nyata terhadap ketahanan pangan regional dan nasional dengan meningkatkan produksi lokal serta diversifikasi tanaman maupun penggunaan sumber daya berkelanjutan.
Baca juga: Hortikultura kawasan food estate tingkatkan perekonomian masyarakat
Baca juga: Pemprov Kalteng minta masyarakat menerapkan pertanian perkotaan

Pewarta: Muhammad Arif Hidayat
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024