Jakarta (ANTARA) - Sastrawan yang juga Guru Besar Bidang Falsafah dan Agama Universitas Paramadina Jakarta Abdul Hadi Wiji Muthari meninggal dunia pada Jumat, pukul 03.36 WIB di RSPAD Gatot Subroto dalam usia 77 tahun.
Kabar tersebut disampaikan di akun Instagram resmi Universitas Paramadina Program Studi Islam Madani.
Baca juga: "Ulang-Alik ke Masa Lalu" TIM ungkap manuskrip maestro sastrawan Indonesia
Jenazah almarhum disemayamkan di rumah duka di Vila Mahkota Pesona Jatiasih, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Selain sastrawan, Abdul Hadi juga dikenal sebagai budayawan dan ahli filsafat. Gaya tulisan sufisme ia tuangkan dalam karya-karyanya, sehingga dirinya lebih banyak mengangkat pandangan-pandangan tentang pluralisme dalam Islam.
Abdul Hadi lahir di Sumenep, Madura, dan sempat mengenyam pendidikan sastra di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Ia melanjutkan pendidikan di program studi antropologi Universitas Padjajaran, Bandung.
Selama tahun 1973-1974, Abdul Hadi mengikuti program penulisan internasional di Universitas Iowa, Amerika Serikat, lalu di Hamburg, Jerman untuk mendalami sastra dan filsafat.
Baca juga: Program Penulisan Mastera fasilitasi sastrawan muda asah kemampuan
Baca juga: 30 nama sastrawan RI masuk daftar pencarian terbanyak Google
Ia menulis beberapa buku kumpulan puisi, di antaranya "At Least We Meet Again, Arjuna in Meditation" (bersama Sutardji Calzoum Bachri dan Darmanto Yatman), "Laut Belum Pasang", "Meditasi", dan "Cermin".
Sejumlah karya juga ia terjemahkan dari berbagai penulis sastra dunia, di antaranya karya-karya Jalaluddin Rumi. Puisi-puisi karyanya juga telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris, Prancis, Belanda, Jepang, Jerman, Cina, Thailand, Arab, Bengali, Urdu, Korea, hingga Spanyol.
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024