Beijing (ANTARA) - Impor hasil laut Jepang oleh China pada 2023 merosot 40,9 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, demikian data bea cukai China pada Kamis.

Penurunan itu terjadi setelah Beijing melarang total produk laut yang dikirim Jepang sejak Agustus.

Akibat larangan yang diterapkan karena pembuangan air radioaktif yang diolah ke laut dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima itu, impor hasil laut Jepang oleh China tahun lalu turun menjadi 299,49 juta dolar AS (Rp4,7 trilyun).

Angka itu merupakan terendah sejak 2020 ketika volume perdagangan kedua negara merosot akibat pandemi COVID-19.

China yang menentang keras pembuangan air limbah yang disebut sudah terkontaminasi nuklir itu. China bahkan menuntut Jepang segera menghentikan langkah itu.

Baca juga: Jepang: Kematian ribuan ikan tak ada kaitannya dengan limbah Fukushima

Total impor China dari produk kelautan Jepang pada 2023 tak berubah dari jumlah akumulasi antara Januari dan November tahun lalu, menunjukkan nyaris tak ada barang yang dikirim ke China dan Jepang pada Desember.

Pembuangan air limbah nuklir itu membuat konsumen China memboikot produk kosmetik dan makanan dari Jepang. Berdasarkan data itu, total impor China dari Jepang pada 2023 menurun drastis menjadi 12,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Pada November, dalam konferensi tingkat tinggi di San Fransisco, Presiden China Xi Jinping dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida sepakat mengadakan konsultasi pakar untuk menyelesaikan permasalahan air limbah nuklir itu

Sementara itu Badan Energi Atom Internasional menyimpulkan rencana pembuangan air Fukushima sesuai dengan standar keamanan global dan tidak membahayakan baik manusia maupun lingkungan.

Baca juga: China desak Jepang hindari konsekuensi pembuangan air limbah Fukushima

Sumber: Kyodo-OANA

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2024