Pada zaman perang kemerdekaan, Yogyakarta mampu bertahan dan melakukan perlawanan terhadap penjajah.
Yogyakarta (ANTARA) - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan bahwa Kota Yogyakarta selain merupakan kota pelajar, juga sebagai kota perjuangan sekaligus kota pertahanan.
"Hari ini saya berada di Yogyakarta, kota pelajar, kota budaya, kota perjuangan, sekaligus kota pertahanan," kata AHY dalam pidato politiknya berjudul Indonesia Kuat, Maju, dan Makin Berperan di Dunia di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, Yogyakarta kota perjuangan dan pertahanan karena pada zaman perang kemerdekaan, Yogyakarta mampu bertahan dan melakukan perlawanan terhadap penjajah.
"Komitmen, perjuangan, dan pengorbanan warga Yogyakarta di bawah kepemimpinan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Adipati Paku Alam VIII ketika itu, akan selalu dicatat oleh tinta emas sejarah bangsa," katanya.
AHY mengatakan bahwa pidatonya yang berisi visi, misi, dan komitmen perjuangan politik Partai Demokrat di bidang pertahanan, keamanan, dan hubungan internasional tersebut yang akan diperjuangkan selama 5 tahun ke depan.
Dalam bidang pertahanan, misalnya, Partai Demokrat berprinsip People First. Hal ini berarti manusia atau prajuritlah yang menentukan. The man behind the gun. Kemampuan militer suatu negara, akan ditentukan oleh prajurit yang menggunakan senjata tersebut, bukan semata-mata oleh senjatanya.
"Oleh karena itu, bagi kami, setiap personel TNI adalah aset bangsa. Pengembangan dan pembinaan karier prajurit perlu mengedepankan sistem merit serta kepemimpinan yang bijak dan berorientasi pada kepentingan organisasi," katanya.
Sementara itu, di bidang keamanan, lanjut AHY, Partai Demokrat berkomitmen untuk ikut meningkatkan profesionalisme dan modernisasi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).
Ditegaskan pula bahwa Polri harus terus ditingkatkan kapasitasnya, peralatannya, dan sumber daya manusianya. Oleh karena itu, Polri harus dibangun menjadi institusi yang profesional, responsif, netral, dan imparsial.
"Kami akan terus mendukung reformasi Polri sebagai institusi yang lebih mengayomi dan melayani masyarakat, melaksanakan tugas penegakan hukum dan menjaga keamanan serta ketertiban masyarakat," katanya.
Sejalan dengan pembangunan pertahanan dan keamanan tersebut, kata AHY, tentu tidak terlepas dari upaya peningkatan kekuatan intelijen negara.
"Intelijen adalah mata dan telinga negara. Orientasi intelijen mesti ditujukan untuk menghadapi musuh-musuh negara, terutama untuk mengoptimalkan upaya pencegahan dan deteksi dini, serta penangkalan segala bentuk ancaman terhadap negara," katanya.
Baca juga: AHY: Demokrat targetkan 10 kursi DPR RI di Provinsi Jateng
Baca juga: AHY: Generasi muda harus tetap tertarik terhadap isu terkini
Seperti yang diumumkan KPU RI bahwa Pemilu 2024 diikuti 18 partai politik nasional, yakni (sesuai dengan nomor urut) Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Gerindra, PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai NasDem, Partai Buruh, dan Partai Gelora Indonesia.
Berikutnya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Partai Hanura, Partai Garuda, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Demokrat, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Perindo, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Ummat.
Selain itu, Pemilu 2024 juga diikuti enam partai politik lokal, yakni Partai Nanggroe Aceh, Partai Generasi Atjeh Beusaboh Tha'at dan Taqwa, Partai Darul Aceh, Partai Aceh, Partai Adil Sejahtera Aceh, dan Partai Soliditas Independen Rakyat Aceh.
Pemungutan suara pemilu anggota legislatif, termasuk Pemilu Anggota DPD RI, dilakukan serentak dengan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2024 pada tanggal 14 Februari 2024.
Pewarta: Hery Sidik
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024