Beijing (ANTARA) - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning menegaskan bahwa negaranya dipilih sebagai pasar bukan karena pertimbangan risiko, tetapi sebagai peluang dalam berusaha.
"Sebagaimana digarisbawahi oleh Perdana Menteri Li Qiang, China menerima investasi dari dunia usaha dari semua negara dengan tangan terbuka. Memilih pasar China bukanlah sebuah risiko, melainkan suatu peluang karena China akan membuka pintunya lebih luas lagi kepada dunia," kata dia kepada media di Beijing, China, pada Rabu.
Mao Ning mengatakan hal itu ketika menjawab pertanyaan wartawan mengenai isi pidato PM Li Qiang dalam World Economic Forum (WEF) 2024 di Davos, Swiss.
"PM Li menekankan bahwa di dunia saat ini, hubungan ekonomi antarnegara sangat erat, respons yang ingin melakukan fragmentasi dan pemisahan diri hanya akan membuat perekonomian dunia semakin rapuh," kata Mao Ning.
China, kata dia, meyakini bahwa hal yang benar-benar bermanfaat bagi kepentingan masyarakat dunia adalah dengan sepenuhnya menghormati spesialisasi industri internasional, mendukung liberalisasi dan fasilitasi perdagangan dan investasi, mempererat kerja sama, dan memperbesar keuntungan bersama.
"Negara-negara perlu meningkatkan dialog dan komunikasi, mengambil langkah-langkah yang lebih terkoordinasi dan efektif, menjunjung tinggi sistem perdagangan multilateral, bersama-sama meningkatkan tata kelola ekonomi global, dan mendorong faktor baru pertumbuhan global," katanya.
Menurut Mao Ning, sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia, China merupakan mesin penting pembangunan global dengan kontribusi sekitar 30 persen terhadap pertumbuhan ekonomi dunia selama bertahun-tahun.
"China kini mendorong modernisasi di semua lini melalui pembangunan berkualitas tinggi dan akan terus memberikan dorongan kuat bagi perekonomian dunia. China memiliki pasar yang sangat besar dan potensi yang masih belum digali sepenuhnya," katanya.
Dia mengatakan dalam menghadapi lemahnya permintaan global, pasar menjadi sumber daya yang paling langka.
"Pasar China yang masih luas dan dalam akan berperan penting dalam meningkatkan permintaan global. China akan tetap berkomitmen kuat untuk membuka diri, berbagi peluang, dan berkembang bersama dengan semua pihak di dunia," kata Mao Ning.
PM China Li Qiang pada Selasa (16/1) mengusulkan strategi lima poin untuk "membangun kembali kepercayaan global" dalam sesi pembukaan World Economic Forum ke-54 di Davos, Swiss.
Dia mengatakan bahwa dunia perlu memperkuat koordinasi kebijakan ekonomi makro untuk "membangun sinergi yang lebih besar" demi pertumbuhan global.
Ketika membuat dan melaksanakan kebijakan makro, negara-negara di seluruh dunia, terutama negara-negara maju, harus meningkatkan dialog dan komunikasi, serta mengambil langkah-langkah yang lebih terkoordinasi dan efektif, katanya.
Li menyerukan penguatan kerja sama dalam pembangunan ramah lingkungan untuk "mengatasi perubahan iklim di seluruh dunia yang merupakan tantangan besar yang dihadapi dunia saat ini."
Dia menekankan penguatan kerja sama utara-selatan dan selatan-selatan untuk membangun perekonomian dunia yang bermanfaat secara universal dan inklusif.
Saat menyebutkan "kebijakan kerja sama dengan dunia" yang diusung negaranya, Li mengatakan, "Tidak peduli bagaimana situasi dunia berubah, China akan selalu mematuhi kebijakan dasar nasional, yaitu keterbukaan."
Baca juga: China belum putuskan kapan buka kedubes di Nauru
Baca juga: Beijing akan bangun objek wisata terintegrasi ke Tembok Besar China
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024