Jakarta (ANTARA News) - Pengirim SMS (layanan pesan singkat) tentang isu gempa yang meresahkan masyarakat belakangan ini diduga berasal dari Jepang.
"Dari pemeriksaan beberapa saksi diduga awal SMS berasal dari Jepang," kata Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Polisi Adang Firman, di Jakarta, Selasa.
Senin malam aparat Kepolisian Polda Metro Jaya memeriksa 19 saksi yang menerima dan meneruskan SMS isu gempa tersebut.
Ia mengatakan, dari hasil pemeriksaan belum ditetapkan tersangka dalam kasus itu.
Ke-19 saksi itu berasal dari berbagai kalangan masyarakat yang mendapat dan meneruskan SMS isu gempa, salah satunya berprofesi sebagai pedagang.
"Mereka diperiksa sebagai saksi atas laporan dari masyarakat," katanya.
Hingga kini, pihaknya masih terus menyidik dan mendalami kasus itu.
Ia mengatakan, pengirim isu gempa terancam pasal 14 ayat 1 UU No.1/1946 junto pasal 55 ayat 1 ke 1e KUHP tentang penyebaran berita bohong yang bisa memancing keonaran.
Sementara itu, Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Anton Bachrul Alam, mengatakan, pihaknya telah memiliki alat pelacak pengirim SMS isu gempa.
"Jadi siapapun yang mengirimkan SMS itu akan segera terlacak. Kami minta jangan main-main," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006