Harga karet memang masih fluktuasi, tetapi trennya terus meningkat meski tidak terlalu besar. Dibanding harga tanggal 1 Agustus, harga pekan ketiga Agustus naik 0,185 dolar AS per kg untuk posisi pengapalan September,"
Medan (ANTARA News) - Harga karet Indonesia jenis SIR 20 di pasar internasional menunjukkan tren meningkat diduga dampak menguatnya nilai dolar AS.
"Harga karet memang masih fluktuasi, tetapi trennya terus meningkat meski tidak terlalu besar. Dibanding harga tanggal 1 Agustus, harga pekan ketiga Agustus naik 0,185 dolar AS per kg untuk posisi pengapalan September," kata Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah, di Medan, Jumat.
Harga SIR 20 untuk pengapalan September pada penutupan di bursa Singapura tangga 22 Agustus mencapai 2,425 dolar AS per kg.
Harga itu naik 0,185 dolar AS dibandiingkan harga 1 Agustus yang masih 2,240 dolar AS per kg.
"Kenaikan harga meski sedikit itu dan belum mencapai harapan sebesar 3 dolar AS per kg tersebut menggembirakan, apalagi dolar AS lagi menguat," katanya.
Dia mengakui, banyak faktor yang membuat harga karet menguat atau melemah mulai dari soal kondisi perekonomian internasional, permintaan dan pasokan, menguatnya nilai mata uang termasuk dolar AS dan Yen hingga naik turunnya harga minyak bumi.
Menguatnya harga ekspor karet Indonesia itu dewasa ini, kata Edy Irwansyah, juga langsung berimbas ke harga bahan olah karet (bokar) di pabrikan.
Dari tanggal 1 Agustus hingga 22 Agustus, harga bokar sudah naik Rp2.758 per kg atau di posisi Rp20.886 - Rp22.886 per kg pada tanggal 22 Agustus.
Petani karet Sumut, K.Siregar, mengakui, harga getah di tingkat petani sudah bergerak dari sebelumnya sempat tinggal Rp4.000 per kg.
Meski sudah naik menjadi sekitar Rp4.500 per kg, tetapi petani belum untung karena masih di bawah harga normal dan di tengah produksi yang sedang tidak banyak dampak cuaca ekstrem.
(E016/I007)
Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013