"PT Semen Padang berkomitmen penuh dalam penanganan stunting. Sejak 2022, melalui Program Anak Stunting Semen Padang, gerakan ini terus berlanjut hingga kini," kata Direktur Utama PT Semen Padang Indrieffouny Indra di Padang, Rabu.
Indra mengatakan gerakan pencegahan stunting dilatarbelakangi hasil pemetaan sosial di Sumbar, khususnya di Kecamatan Lubuk Kilangan, Kecamatan Pauh dan Kecamatan Lubuk Begalung. Tidak hanya itu, berdasarkan data studi status gizi Indonesia 2021, Kabupaten Solok merupakan daerah dengan tingkat stuntingnya tertinggi di Sumbar.
Baca juga: Sumbar petakan permasalahan stunting di enam daerah
Pada 2022, di Kecamatan Lubuk Kilangan, Kecamatan Pauh dan Kecamatan Lubuk Begalung ditemukan kasus stunting masing-masing 14 anak, 18 anak dan sembilan anak. Menindaklanjuti temuan itu, perusahaan semen tertua di Asia Tenggara itu melakukan upaya intervensi lewat program pemberian makanan tambahan (PMT) selama lima bulan dengan nilai bantuan sebesar Rp62,47 juta lebih.
"Program PMT ini berdampak positif, dimana anak-anak yang awalnya stunting mengalami kenaikan berat badan satu hingga dua kilogram, dan tinggi badan 0,5 hingga 0,8 sentimeter setiap bulan," sebut dia.
Pada tahun 2023, Program Anak Stunting Semen Padang terus dilanjutkan dengan sasaran 79 anak di Kecamatan Lubuk Kilangan, 78 anak di Kecamatan Pauh, 17 anak di Lubuk Begalung, 17 anak d Kabupaten Solok.
Perusahaan pelat merah tersebut juga menggalakkan penanganan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Kepulauan Meranti bagi 19 rumah tangga. Upaya itu juga menjadi bagian dari pencegahan stunting.
Baca juga: DPR-Kemenkes RI gelar germas kesehatan jiwa cegah stunting
Baca juga: BKKBN: Penyebab stunting di perkotaan karena pola asuh
"Kami juga menyerahkan bantuan air bersih di Kabupaten Solok senilai Rp422,55 juta," ujarnya.
Sementara itu pada 2024, PT Semen Padang tetap fokus penanganan stunting di Kecamatan Lubuk Kilangan, Pauh, Lubuk Begalung dan Kabupaten Solok dengan total bantuan Rp480 juta. Dari angka itu, pihaknya menargetkan 30 anak terlepas dari masalah stunting.
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024