Memang nilai tukar rupiah itu ada pelemahan...Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia menyatakan sejak akhir Desember 2012 hingga 23 Agustus 2013 nilai tukar rupiah mengalami depresiasi sebesar 10,9 persen (year to date) yang disebabkan penguatan nilai tukar dolar AS.
"Memang nilai tukar rupiah itu ada pelemahan dan kalau kita lihat dari pembukaan tadi pagi itu (rupiah) kurang lebih ada di Rp10.835," kata Gubernur BI Agus D W Martowardojo saat jumpa pers di Jakarta, Jumat.
Menurut Agus, terjadinya pelemahan nilai tukar rupiah tersebut utamanya disebabkan dolar AS yang menguat dan menunjukkan sikap dari Bank Sentral Amerika The Fed terkait dengan kebijakan stimulus moneter.
"Hal ini (penguatan dolar) di-conform oleh analis-analis yang lebih dari 50 persen mengatakan tapering off (pengurangan stimulus moneter) akan mulai terjadi, oleh karena itu terjadi penguatan USD karena memang di Amerika menunjukkan kondisi membaik," ujar Agus.
Kondisi tersebut, lanjut Agus, memberikan dampak kepada seluruh kawasan di dunia khususnya negara-negara berkembang seperti Indonesia.
"Tapi khusus untuk Indonesia memang ada juga sorotan kepada kesinambungan dari pada neraca pembayaran Indonesia (NPI) dan khususnya ketika ada pengumuman minggu yang lalu terkait current account deficit (neraca transaksi berjalan) yang terjadi peningkatan yang cukup besar," katanya.
Defisit transaksi berjalan meningkat dari 5,8 miliar dolar AS (2,6 persen dari PDB) pada triwulan sebelumnya menjadi 9,8 miliar dolar AS (4,4 persen dari PDB) pada triwulan II-2013 akibat menyusutnya surplus neraca perdagangan nonmigas serta melebarnya defisit neraca jasa dan pendapatan.
Ia mengatakan, kondisi itu kurang lebih sama seperti kondisi di kawasan dan bahkan beberapa negara pelemahan nilai tukarnya bahkan ada yang lebih buruk dari pada Indonesia. "Indonesia kurang lebih ada di tengah-tengah".
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013