Jakarta (ANTARA News) - Pengamat Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati memperkirakan nilai tukar Rp11.000 /dolar AS merupakan ekulibrium baru hingga beberapa bulan ke depan.

"Sebetulnya sangat sulit memprediksi nilai rupiah saat ini karena faktor fundamental dan sentimen yang terus bergerak, tetapi sampai beberapa bulan ke depan sekitar Rp11.000/dolar AS dan bisa menjadi ekulibrium baru," katanya kepada Antara di Jakarta, Jumat.

Rupiah pada Jumat pagi rupiah menyentuh Rp11.035/dolar AS atau kembali bergerak melemah sebesar 175 poin AS dibanding sebelumnya yang masih berada di posisi Rp10.086/dolar AS.

Selama 2013, rupiah juga telah mengalami penurunan sebesar 13,5 persen.

Enny mengatakan pelemahan rupiah dimulai sejak awal 2012 yang terus menurun sekitar Rp100/bulan.

Namun, dia berharap nilai tukar rupiah akan kembali menyentuh Rp10.000/dolar AS pada akhir 2013.

"Tapi kalau ekuilibrium kembali di bawah Rp10.000/ dolar AS, rasanya tidak mungkin," katanya.

Dia juga memperkirakan nilai tukar rupiah bisa menyentuh Rp13.000/dolar AS jika kebijakan perekonomian yang dikeluarkan tidak efektif.

"Mungkin akan sampai pada Rp13.000/dolar AS, tapi tidak akan menyentuh hingga Rp17.000 pada 2014," katanya.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013