tahun ini krisis lebih banyak disebabkan karena masalah keuangan dalam negeri yang diperkuat dengan menguatnya nilai tukar dolar AS

Jakarta (ANTARA News) - Mantan Sekretaris Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Muhammad Said Didu mengatakan gejolak keuangan yang terjadi saat ini bisa berdampak lebih parah dibanding krisis 2008.

"Walaupun gejolak finansial 2013 tidak setajam 2008 tapi jika dibiarkan, berpotensi memiliki dampak yang lebih lama dan lebih luas dibandingkan dengan tahun 2008," kata Said Didu di Jakarta, Jumat.

Ia menilai, penyebab krisis tahun 2008 murni berasal dari faktor luar yakni krisis ekonomi yang dialami Amerika Serikat (AS).

"Sementara, tahun ini krisis lebih banyak disebabkan karena masalah keuangan dalam negeri yang diperkuat dengan menguatnya nilai tukar dolar AS," kata dia.

Ia menjelaskan, masalah internal yang dihadapi Indonesia saat ini antara lain adalah defisit perdagangan yang diperkirakan masih akan berlanjut, selain itu harga komoditas ekspor utama masih tetap rendah.

"Defisit APBN makin tinggi, belum lagi pembayaran utang pemerintah dan swasta yang tetap tinggi, serta impor kebutuhan mendasar seperti BBM dan beberapa komoditas pangan tetap tinggi menyebabkan krisis bisa jadi berkepanjangan," katanya.

Ia mengatakan solusi untuk masalah tersebut adalah dengan pengambilan kebijakan yang bisa menarik masuknya investasi asing.

"Pemerintah harus segera mengeluarkan kebijakan yang dapat menarik dana asing melalui investasi, pemerintah juga harus mengurangi belanja yang membutuhkan devisa besar, termasuk pengendalian impor," katanya.

Selain itu, pemeberantasan korupsi dan penegakan hukum harus terus dilakukan.

I027

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2013