"Semua nyawa itu berarti," kata Macron dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan Elysee, Paris, Selasa (16/1).
Meskipun demikian, Macron tetap menyalahkan kelompok pejuang Hamas Palestina, atas konflik di Gaza.
Macron mengatakan bahwa setelah konflik yang berlangsung selama 100 hari, operasi militer yang dijalankan pasukan pertahanan Israel harus berdasarkan penghormatan terhadap hukum kemanusiaan.
Dia juga menekankan pentingnya mencegah konflik menyebar di seluruh kawasan.
“Prancis terkait dengan perdamaian dan stabilitas di Lebanon,” kata Macron.
Baca juga: Prancis sangat prihatin atas rencana Israel intensifkan perang di Gaza
Macron kemudian mengumumkan bahwa upacara nasional akan diadakan pada 7 Februari di Paris untuk memperingati 41 warga negara Perancis yang terbunuh pada 7 Oktober di Timur Tengah.
Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas yang menurut Tel Aviv menewaskan 1.200 orang.
Sedikitnya 24.285 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah terbunuh akibat serangan Israel. Sementara itu, 61.154 orang terluka, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Sementara itu, ketegangan juga meningkat di sepanjang perbatasan Lebanon dengan Israel sejak tentara Israel melancarkan serangan militer di Gaza.
Kelompok Hizbullah Lebanon dan pasukan Israel terlibat dalam bentrokan paling mematikan sejak kedua pihak berperang skala penuh pada 2006.
Baca juga: Wakil Tetap: Prancis tolak pemindahan paksa warga Gaza
Baca juga: Prancis serukan hukum pemukim Yahudi yang ancam perdamaian Tepi Barat
Baca juga: Macron: Memerangi terorisme bukan berarti membumihanguskan Jalur Gaza.
Sumber: Anadolu
Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024