Hari ini kami melakukan trauma healing kepada anak-anak yang berada di atas radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi

Padang (ANTARA) -
Kepolisian Resor Kota (Polresta) Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar), melakukan trauma healing atau proses penyembuhan untuk mengatasi gangguan psikologis kepada siswa dan siswi di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 12 Batang Silasiah, Kabupaten Agam, yang terdampak erupsi Gunung Marapi.

"Hari ini kami melakukan trauma healing kepada anak-anak yang berada di atas radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi," kata Kapolresta Bukittinggi Komisaris Besar (Kombes) Polisi Yessy Kurniati di Kabupaten Agam, Rabu.

Kombes Yessy mengatakan pemulihan trauma tersebut melibatkan psikolog dari Biro Sumber Daya Manusia Kepolisian Daerah (Polda) Sumbar hingga personel TNI.

Ia mengatakan pemulihan trauma tersebut ditujukan agar mentalitas peserta didik yang berada di luar radius 4,5 kilometer atau turut terdampak erupsi Gunung Marapi tetap terjaga dan stabil.

"Tujuannya jelas agar mental anak-anak ini tidak terganggu dengan adanya bencana erupsi Gunung Marapi," katanya.

Selain di sekolah dasar, kegiatan yang sama juga dilakukan para psikolog di posko pengungsian Gunung Marapi dengan harapan mentalitas masyarakat yang terdampak bencana tetap stabil.

Tidak hanya pemulihan trauma, para psikolog dari Polda Sumbar bersama personel TNI juga membekali anak didik terkait langkah-langkah mitigasi yang harus dilakukan jika terjadi bencana alam seperti erupsi Marapi.

Di tempat terpisah, dokter dari Puskesmas Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, Muhammad Gazali mengatakan pemerintah bersama pihak terkait melakukan pemeriksaan kesehatan gratis terhadap warga yang terdampak erupsi Gunung Marapi, khususnya di sekitar posko lapangan Nagari (Desa) Bukik Batabuah.

"Ini merupakan respons pemerintah menyikapi bencana alam yang terjadi. Selain itu setiap bulan Puskesmas Canduang juga melakukan pemeriksaan kesehatan bagi warga di sini," katanya.

Dari hasil pemeriksaan sementara, lanjut dia, pada umumnya masyarakat yang diperiksa didiagnosa mengalami hipertensi atau darah tinggi, sakit perut, batuk, hingga mengalami tingkat kecemasan berlebihan akibat letusan Marapi.

Baca juga: Polresta Bukittinggi bantu logistik mitigasi bencana Gunung Marapi
Baca juga: BMKG ingatkan masyarakat ancaman lahar dingin erupsi Marapi

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024