Havana (ANTARA News) - Presiden Kuba Fidel Castro, orang kuat Komunis yang masih bertahan di negara Amerika Latin tersebut, Senin, menyerahkan kekuasaan kepada adiknya, Raul, untuk sementara untuk pertama kali dalam 47 tahun, setelah menjalani apa yang disebut sebagai operasi rumit usus. Pemimpin sayap-kiri tua tersebut, yang berusia 80 tahun pada 13 Agustus, mengatakan dalam suatu pernyataan yang dibacakan melalui televisi Kuba bahwa ia "selama beberapa pekan" takkan aktif, menyusul operasi guna menghentikan perdarahan di ususnya. Belum jelas seberapa serius kondisi Castro, tapi berita bahwa ia menyerahkan wewenang menyulut perayaan penuh harapan di antara warga Kuba di pengasingan di Miami yang telah menunggu selama beberapa dasawarsa bagi kematiannya. Gedung Putih, tempat presiden demi presiden AS telah merencanakan kejatuhan Castro, tak banyak berkomentar tapi mengamati. "Kami memantau situasi. Kami tak ingin berspekulasi mengenai kesehatannya," kata Peter Watkins, seorang jurubicara Gedung Putih. "Kami akan terus berusaha sampai tibanya hari kemerdekaan di Kuba." Ribuan orang merayakan peristiwa itu di Little Havana, Miami, karena mereka yakin bahwa Castro akan meninggal. Di Havana, pembangkang Kuba Marta Betriz Roque mengatakan pengumuman Castro "mengejutkan kami". "Ini perlu diamati secara seksama," katanya kepada Univision, stasiun siaran AS berbahasa Spanyol. Castro telah menjadi tokoh dunia sejak gerilyawannya merebut kekuasaan dari diktator Fulgencio Batista, Januari 1959. Kekuasaannya telah ditandai dengan peristiwa menonjol seperti krisis rudal Kuba dan serbuan gagal dukungan AS ke Teluk Babi pada 1960-an. Raul Castro, adik dan Menteri Pertahanannya yang berusia 75 tahun, untuk sementara memikul tanggung jawab atas rejim komunis di Kuba, demikian pengumuman Castro dalam pernyataan yang dibacakan oleh sekretaris pribadinya melalui televisi Kuba. Raul Castro sudah dirancang sebagai pengganti Castro, demikian AFP.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006