Dalam skala kecil untuk proyek hidrogen ini telah dilakukan 'pilot project', namun untuk skala ekonomi, masih menunggu perkembangan teknologi industrinya
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah berkomitmen mengembangkan energi baru seperti hidrogen, sustainable aviation fuel (SAF) dan blue ammonia sebagai upaya mewujudkan transisi energi nasional dari fosil ke energi baru dan terbarukan.
Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, mengatakan hidrogen diproyeksikan mulai tumbuh setelah 2030, yang pemanfaatannya menjadi lebih luas mencakup kendaraan hidrogen (fuel cell atau bahan bakar sintetis), pembangkitan listrik dan sebagai penyimpanan energi.
Hidrogen juga akan dimanfaatkan sebagai bagian upaya dekarbonisasi pada hard to abate sectors antara lain shipping, aviation, steel production, manufacture, dan long distance transportation.
"Dalam skala kecil untuk proyek hidrogen ini telah dilakukan pilot project, namun untuk skala ekonomi, masih menunggu perkembangan teknologi industrinya," ujar Arifin.
Selain teknologi hidrogen, pemerintah sukses melakukan penerbangan komersial pertama di dunia menggunakan SAF jenis bioavtur J2.4, yang berbasis minyak inti sawit pada 27 Oktober 2023 dengan rute Jakarta-Solo.
Baca juga: Menteri ESDM beberkan upaya strategis capai target bauran EBT
Baca juga: PLN akselerasi pengembangan EBT untuk dukung transisi energi
SAF diproduksi dengan mencampur bahan bakar EBT dan bahan bakar jet konvensional. Penerbangan itu adalah bentuk keseriusan Indonesia untuk mewujudkan net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.
"Selanjutnya, kita harapkan adanya pembangunan refinery skala besar karena memang bioavtur ini menjadi salah satu target dari aviasi internasional," terang Arifin.
Teknologi lainnya yaitu penggunaan amonia yang diproduksi dengan menggunakan gas alam. Produksi energi masa depan tersebut dilakukan dengan mengonversi gas alam menjadi gas sintesis (syngas), yang kemudian direaksikan dengan nitrogen untuk menghasilkan blue ammonia.
"Blue ammonia ini groundbreaking-nya sudah dilakukan akhir tahun lalu, yang mana akan dibangun di wilayah Bintuni dengan CO2, yang berasal dari feedstock maupun dari output pemrosesan itu bisa terinjeksikan ke dalam reservoir, yang ada di wilayah Bintuni yang selama ini sudah ditarik gasnya," terang Arifin.
Ia juga melanjutkan pengembangan energi baru merupakan langkah yang tepat untuk mewujudkan transisi energi nasional.
Energi baru dapat membantu Indonesia untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil sekaligus meningkatkan ketahanan energi nasional.
"Selain itu, energi baru juga dapat membantu Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengatasi perubahan iklim," sebut Menteri ESDM.
Baca juga: PLN: Penggunaan sertifikat energi terbarukan meningkat 75 persen
Baca juga: Puluhan perusahaan di Karawang memanfaatkan inovasi produk hijau PLN
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024