Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menerima kunjungan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Denis Chaibi di Gedung Bina Graha, Jakarta, Rabu.

Dalam kesempatan tersebut, Moeldoko mendorong penyelesaian negosiasi Perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) yang sudah berlangsung selama delapan tahun serta kebijakan hilirisasi di Indonesia.

"Kami berharap negosiasi IEU-CEPA dapat segera menemukan titik temu dan mengakomodir kepentingan bersama, dan Indonesia berkomitmen penuh atas hal tersebut," kata Moeldoko dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.

Moeldoko menyebutkan bahwa Uni Eropa merupakan partner strategis Indonesia di berbagai sektor, khususnya di sektor ekonomi, di mana Uni Eropa merupakan tujuan utama ekspor produk Indonesia kelima dengan nilai 21,5 miliar dolar AS.

Baca juga: NICE tingkatkan produksi jadi 2,5 juta ton nikel pada 2024 setelah IPO

Lebih lanjut, Moeldoko mengatakan Pemerintah Indonesia turut mendorong kesepakatan Trade Sustainable Development dengan fokus untuk menerapkan prinsip-prinsip lingkungan dan keberlanjutan dalam mewujudkan produk-produk lestari menjadi lebih kompetitif.

Hal tersebut diterapkan Pemerintah Indonesia melalui berbagai upaya untuk mewujudkan standardisasi dan sertifikasi yang dapat diakui oleh Uni Eropa, antara lain perbaikan Sertifikasi ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) serta Sistem Verifikasi Legal Kayu (SLVK) untuk produk kayu.

"Melalui IEU-CEPA, harapannya, sertifikasi Indonesia dapat diakui oleh EU sehingga tidak perlu sertifikasi berbeda namun secara substansi sama," jelas Moeldoko.

Terkait kebijakan hilirisasi di Indonesia, Moeldoko berharap kebijakan itu tidak akan menghambat proses penyelesaian IEU-CEPA.
​​​​​​​
Dari sisi Pemerintah Indonesia, kata Moeldoko, sudah dilakukan berbagai praktik baik, salah satunya hilirisasi produk nikel.

Baca juga: Menperin siapkan sanksi pelanggaran tata kelola smelter Morowali

Moeldoko menyampaikan saat ini sudah terdapat sekitar 40 pabrik peleburan (smelter​​​​​​​) nikel yang menghasilkan feronikel dan nikel pig iron, termasuk pabrik baterai mobil listrik dan pabrik mobil listrik.
​​​​​​​
"Kami juga turut mengundang Uni Eropa untuk berinvestasi dalam membangun pabrik pengolahan," ujar Moeldoko.
​​​​​​​
Sementara itu, Chief Negotiator EU Fabien Gehl dalam pertemuan tersebut menyebutkan pihaknya juga berkomitmen untuk menyelesaikan negosiasi IEU-CEPA.
​​​​​​​
Fabien menargetkan dalam waktu 6 hingga 8 bulan ke depan, akan ada kesepakatan yang diharapkan dapat memenuhi nilai tambah bagi kedua belah pihak.

"Secara spesifik kami berkeinginan untuk mengintensifkan komunikasi sehingga dapat menghasilkan konklusi," ujar Fabien.

Baca juga: Pusat Nikel Tiongkok Jinchang Percepat Transformasi Ramah Lingkungan

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2024