Proses gol tersebut terbilang kontroversial karena saat gol terjadi, pemain Irak Osama Rashid telah berada di posisi offside. Namun wasit Ilgiz Tantashev yang telah mengecek proses gol tersebut melalui video assistent referee (VAR) tetap mengesahkan gol tersebut.
Pada babak kedua, Indonesia menambah daya gempur dengan memasukkan Witan menggantikan Asnawi. Dari segi penguasaan bola, masuknya Witan memberikan dampak signifikan bagi Indonesia dengan menguasai 40 persen penguasaan bola jika dibandingkan dengan babak pertama yang hanya menguasai 28 persen.
Tapi meski lebih berkembang dari segi kreatifitas permainan, Indonesia kerap dilanda kebuntuan menembus lini pertahanan skuad asuhan Jesus Casas. Lini depan Indonesia kesulitan beradu fisik dengan pemain-pemain Irak. Tercatat Irak melakukan delapan kali intersep bola sepanjang babak kedua.
Dari segi fisik, Irak juga mampu membuahkan gol ketiga melalui proses sundulan Aymen Hussein. Di menit ke-75, umpan silang dari lini tengah mengarah ke Aymen Hussein, Rizky Ridho yang kurang unggul dari segi penempatan kalah dalam duel udara dengan Aymen yang dengan mudah menyundul bola ke gawang Ernando.
Kontroversi gol kedua Irak secara langsung memberikan gangguan mental kepada Asnawi Mangkualam dan kawan-kawan di lapangan. Timnas Indonesia melalui Manajer Tim Endri Erawan telah melayangkan protes kepada Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) terkait dengan keputusan wasit asal Uzbekistan tersebut
"Setelah pertandingan, kami resmi protes keras kepada AFC terkait disahkannya gol kedua Irak. Kami sudah resmi melayangkan formulir protes dan diserahkan langsung ke match commissioner seusai pertandingan," kata Manajer tim Indonesia Endri Erawan.
Baca juga: Timnas layangkan protes pada AFC soal gol kontroversial Irak
PR pertandingan sisa
Terlepas dari kontroversi menghadapi Irak, Indonesia kini harus menatap dua pertandingan tersisa dengan berhadapan melawan tetangga, Vietnam dan tim unggulan, Jepang.
Dengan menerapkan skema 3-4-3 yang menjadi formasi andalan Shin Tae-yong, setidaknya lini pertahanan dan transisi masih menjadi persoalan yang harus segera dibenahi mengingat Vietnam dan Jepang mempunyai penyerang-penyerang sayap yang jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan para pemain Irak.
Di pertandingan terdekat menghadapi Vietnam (19/1), Asnawi yang kemungkinan akan dipasang sebagai bek sayap kanan akan dihadapkan dengan wonderkid Vietnam, Dinh Bac Nguyen. Pemain berusia 19 tahun tersebut tampil menjanjikan saat menghadapi Jepang dengan mencetak satu gol.
Baca juga: Asnawi cs siap buktikan Indonesia bukan tim lemah di Piala Asia
Selain itu Indonesia yang memasang tiga bek sejajar nantinya harus dapat mengantisipasi umpan-umpan direct langsung dari sisi tengah yang kerap dieskplorasi oleh lini tengah Vietnam.
Pasalnya, meski Vietnam harus takluk atas Jepang dengan skor 2-4, namun tim asuhan Philippe Troussier punya catatan mentereng dengan mencatat 0,94 konversi peluang menjadi gol. Angka tersebut hanya berselisih tipis dengan Jepang yang pada pertandingan tersebut mencatatkan angka 1,33 konversi peluang menjadi gol.
Indonesia yang menargetkan untuk lolos ke grup "neraka" minimal harus meraup tiga poin dari Vietnam. Kemenangan atas Vietnam tentu akan memicu mental pemain sebelum di pertandingan terakhir akan bertemu dengan Jepang.
Dua sektor lini serang yang kian padu antara kombinasi Arhan-Marselino di sektor kiri dan Asnawi-Yakub di sektor kanan menjadi ancaman bahaya yang harus ditopang dengan suplai bola dari Justin Hubner dan Ivar Jenner.
Baca juga: Erick Thohir nilai pertahanan timnas beberapa kali kehilangan momentum
Baca juga: Ivar optimistis Indonesia bisa keluar dari fase grup Piala Asia 2023
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024