Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 20 anggota Polri yang menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) Angkatan 81 terpilih menjadi peserta pendidikan Program Zemi, yakni program pendidikan kerja sama Polri dengan JICA dan Kepolisian Jepang.
Direktur Program STIK Polri Brigadir Jenderal Polisi Nurul Azizah di Jakarta, Selasa, menjelaskan Program Zemi memberikan kesempatan kepada peserta untuk mendalami topik tertentu yang lebih mendalam terkait pemolisian masyarakat seperti yang ada di Jepang.
"Kelas Zemi dapat membantu mahasiswa mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang bidang studi mereka dan memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih interaktif serta kolaboratif," kata Nurul.
Mantan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri itu menjelaskan dalam Program Zemi ini, mahasiswa STIK Polri juga mempelajari tentang kultur kepolisian atau budaya, pemecahan masalah ataupun kolaborasi kerja antara Jepang dan Indonesia.
Pembelajaran di Program Zemi juga melibatkan pengajar dari Kepolisian Jepang, Polri dan Kementerian Luar Negeri.
"Program Zemi ini memungkinkan interaksi lebih intensif antara mahasiswa dan pengajar, memfasilitasi diskusi mendalam, dan memberikan ruang bagi penelitian yang lebih fokus," ujarnya.
Nurul yang pernah mengikuti program serupa tahun 2008 mengatakan program ini dapat membantu mahasiswa STIK Polri mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang bidang studi yang diambil dan memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih interaktif serta kolaboratif.
Adapun referensi Kelas Zemi adalah artikel, jurnal presentasi, diskusi kelas, pendekatan praktis, dan pendekatan akademis.
"Selama mengikuti program Kelas Zemi, pembelajaran dilakukan di Kampus STIK, Jakarta, sebanyak 10 kali pertemuan. Nanti setiap tahun akan ada studi banding tentang perbandingan sistem kepolisian dan program S2 di Jepang," kata jenderal polisi bintang satu itu.
Program Kelas Zemi diikuti setiap angkatan STIK Polri berjumlah 20 orang dan sudah memasuki angkatan ke-32.
Mereka yang mengikuti Program Kelas Zemi dipilih melalui seleksi dengan diberikan kuisioner dan dilakukan wawancara. Kriteria pemilihan ada dari pihak JICA.
"Kenapa Jepang karena Jepang memiliki tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap kepolisiannya, dengan tindak kriminal rendah, yang dibangun dari pemolisian masyarakat," kata Nurul.
Kepada peserta didik Program Kelas Zemi, Nurul berpesan agar tidak hanya menyerap pendidikan akademisnya, tetapi juga turun mempelajari budaya Jepang yang mengajarkan kedisiplinan tinggi.
"Belajarnya di negeri Jepang, tersenyumlah di Negeri Sakura," kata Nurul.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2024