Memang dari pantauan satelit NOAA 18/NASA ditemukan ada tujuh titik api penyebab kebakaran perkebunan tapi itu semua berada di luar perkebunan kami,"Indragiri Hilir, Riau (ANTARA News) - Perusahaan perkebunan kelapa sawit asal Malaysia PT Bhumireksa Nusa Sejati komitmen tidak membakar pohon untuk penanaman kembali, sehingga bila ada pihak yang menyatakan ada titik api di arealnya tidak benar.
"Memang dari pantauan satelit NOAA 18/NASA ditemukan ada tujuh titik api penyebab kebakaran perkebunan tapi itu semua berada di luar perkebunan kami," kata General Manager PT Bhumireksa Nusa Sejati (BNS) Ahmad Sahfengi di Indragiri Hilir, Riau, Kamis.
Hal tersebut disampaikan kepada sejumlah wartawan saat mengunjungi lokasi perkebunan yang memiliki luas hak guna usaha (HGU) 25.662 hektare.
Menurutnya, titik api yang tertangkap satelit jika dilihat dari jauh memang lokasinya berada di wilayah perkebunannya. Tapi jika dilihat lebih tajam lagi (zoom) maka titik api tidak berada di areal perkebunan sawitnya.
Dari tujuh titik api yang ada tersebut, dikatakan, empat titik di luar HGU dan tiga lokasi berada di HGU.
"Tapi tiga titik api lainnya bukan berada di lokasi perkebunan sawit namun berada di lokasi yang lahannya dikelola penduduk," katanya.
Dia mengakui, lahan HGU yang tidak ditanam kelapa sawit itu dan ada tiga titip api memang sengaja tidak ditanam pohon sawit, tapi oleh penduduk ditanam palawija untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Dikatakan sesuai kebijakan perusahaan yang mengacu ketentuan pemerintah, pihaknya memang tidak lagi melakukan perluasan tanaman pohon sawit, sehingga lahan milik perusahaan yang tidak ditanam pohon sawit ditanam pohon lain oleh masyarakat.
Sesuai ketentuan perusahaan yang berlaku, setiap penduduk yang membakar perkebunan sawit dikenai denda Rp1 miliar atau penjara lima tahun.
"Perusahaan tegas mengenakan sanksi terhadap pihak yang membakar lahan perkebunan," kata Sahfengi.
Kita sudah sosialisasi kepada masyarakat setempat agar tidak melakukan pembakaran. Sosialisasi dilakukan secara lisan juga dengan membuat spanduk dan baliho di beberapa lokasi.
Dalam upaya mencegah dan menanggulangi kebakaran api, perusahaan milik pengusaha Malaysia itu sudah memiliki tim Masyarakat Peduli Api (MPA).
"Kita sudah memiliki tiga tim MPA dan tiga tim lagi sedang proses persetujuan bupati setempat" katanya.
(A025/R010)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013