Saya melihat mundurnya Maruarar Sirait ini lebih kepada masalah personal saja, kalau ideologis tidak akan masuk itu
Padang (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat (Sumbar) Prof Asrinaldi menduga mundurnya politisi senior Maruarar Sirait dari PDI Perjuangan menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 lebih kepada masalah personal bukan ideologis.
"Saya melihat mundurnya Maruarar Sirait ini lebih kepada masalah personal saja, kalau ideologis tidak akan masuk itu," kata pakar politik Unand Prof. Asrinaldi di Padang, Selasa.
Termasuk juga, sambung dia, ketika politisi senior PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko yang memutuskan mendukung Prabowo Subianto untuk memenangi pesta demokrasi lima tahunan ketimbang mendukung Ganjar Pranowo yang notabene sesama kader PDI Perjuangan.
Baca juga: Ikuti langkah Jokowi, Maruarar Sirait keluar dari PDI Perjuangan
Baca juga: Maruarar bagikan foto bertemu Jokowi di medsos seiring pamit dari PDIP
Prof. Asrinaldi menilai sikap kedua politisi tersebut lebih cenderung mengarah pada politik pragmatis, bukan persoalan ideologis. Sebab, selama puluhan tahun terakhir keduanya diketahui memiliki sepak terjang politik yang kental bersama partai berlambang moncong putih.
Sikap kedua politisi tersebut bisa saja karena selama ini merasa dikekang, atau keinginan secara personal yang diinginkan tidak terwujud sehingga memilih mencari pelabuhan baru.
"Jadi, bisa saja mereka memilih karena ada tawaran yang lebih menarik. Sebab, berbicara ideologis mereka ya tegak lurus dengan PDIP," ujarnya.
Terakhir, dengan mundurnya dua politisi senior PDI Perjuangan itu, lulusan Universiti Kebangsaan Malaysia tersebut menyakini tidak akan berpengaruh signifikan terhadap elektabilitas pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Ganjar-Mahfud Md, termasuk partai yang ditinggalkan.
Baca juga: PDI Perjuangan terima pengunduran diri Maruarar Sirait
Baca juga: Ari: Sikap politik Maruarar Sirait jangan dihubungkan dengan Presiden
Politikus senior Maruarar Sirait memutuskan keluar dari PDI Perjuangan setelah puluhan tahun menjadi kader partai berlambang banteng moncong putih itu.
"Saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Mega, Pak Hasto dan jajaran partai karena selama ini sudah mengizinkan saya berbakti melalui PDIP," ujar Maruarar.
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2024