Peshawar (ANTARA News) - Siswa dan guru di satu sekolah Islam Pakistan yang disebut sebagai "pusat pelatihan teroris" oleh Amerika Serikat membantah keras tuduhan itu, Rabu, dan mengatakan mereka tidak punya kesempatan untuk membela diri dari tuduhan tersebut.
Departemen Keuangan Amerika Serikat memberlakukan sanksi ekonomi pada Madrasah Ganj, atau Sekolah Islam, di Peshawar pada Selasa, dengan alasan madrasah itu "melatih rekrutmen dan memfasilitasi pendanaan untuk kelompok al Qaida, Taliban dan Lashkar-e-Taiba", yang dituduh oleh intelijen India telah mendalangi serangan Mumbai pada 2008.
Sanksi yang diberikan meliputi larangan bagi warga Amerika Serikat untuk melakukan bisnis atau berhubungan dengan individu atau aset terkait dengan sekolah tersebut.
Kementerian Dalam Negeri dan militer Pakistan menolak untuk mengomentari keputusan itu.
Departemen Keuangan mengatakan Fazeel-At-Tul Shaykh Abu Mohammed Ameen al-Peshawari, yang dikenal sebagai Syekh Aminullah, memimpin sekolah itu.
Pada tahun 2009, Amerika Serikat dan Perserikatan Bangsa Bangsa menuduhnya memberikan dukungan material kepada kelompok Al Qaida dan Taliban. Tapi Haji Alam Sher, yang berusia 83 tahun dan mendanai sekolah itu sebagai masjid lebih dari dua dasawarsa lalu, membantah tuduhan tersebut.
"Dia hanya seorang pemimpin doa biasa di sini tapi ia pergi delapan bulan yang lalu dan saya tidak pernah mendengar tentang dia lagi," kata Sher dengan marah.
"Saya mengutuk pelaku terorisme dan tidak akan pernah mendukung mereka melakukan serangan bunuh diri."
Amerika Serikat menuduh sekolah itu "membuat pelajar menjadi radikal untuk melakukan kegiatan teroris dan aksi pemberontakan serta melatih mereka untuk menjadi pembuat bom dan pelaku bom bunuh diri".
Sumbangan yang dikumpulkan oleh sekolah itu "digunakan untuk kelompok teroris seperti Taliban", yang menggunakan uang tersebut untuk mendanai kekerasan yang sedang berlangsung di Afghanistan, kata Departemen Keuangan.
Tapi kepala sekolah mengatakan guru di sekolah itu memusatkan perhatian pada pelajaran agama, bukan militansi.
"Ini adalah sebuah sekolah agama tempat pengetahuan agama murni diberikan kepada siswa," kata Maulana Mohammad Ibrahim. Sekolah beton coklat itu terletak di jalan sempit di jantung kota barat laut Paksitan, Peshawar, Ibu Kota Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, tidak jauh dari sabuk suku-suku Pakistan, tempat para gerilyawan yang terkait Taliban berlindung.
Sejak pengumuman label madrasah itu, sejumlah warga takut jika Amerika Serikat akan melakukan serangan. Pesawat pembawa peluru kendali tak berawak milik Amerika Serikat telah membidik para gerilyawan di daerah di dekat perbatasan Afghanistan sejak 2004.
"Beberapa orang mengatakan bahwa pesawat tak berawak Amerika Serikat sekarang akan menembakkan peluru kendali ke madrasah ini," kata warga Sabz Ali. "Semua khawatir."
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2013