Jakarta (ANTARA News) - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menjanjikan proses perizinan dapat diselesaikan dalam waktu 59 hari di hadapan peserta Investor Forum 2006. "Ini jauh lebih kompetitif dibanding negara pesaing Malaysia dan Thailand," kata Kepala BKPM, M. Luthfi di Jakarta, Selasa terkait dengan penyederhanaan proses perizinan dalam penanaman modal yang masih dikeluhkan oleh investor. Kebijakan 59 hari ini, lanjutnya, jauh lebih ringan dibanding tahun sebelumnya yang masih sekitar 151 hari dan diharapkan kebijakan ini akan menarik investor masuk ke Indonesia. Menurutnya, BKPM akan terus berupaya memberikan nilai tambah melalui penyederhanaan proses perizinan serta kebijakan ini telah diikuti Pemerintah Daerah yang hanya butuh 56 hari secara berangsur-angsur dari 180 hari saat ini. Tidak hanya itu bagi investor yang masuk ke kawasan ekonomi khusus (KEK) akan diberikan keringanan pajak yang diberikan secara bertahap sampai dengan enam bulan yang saat ini tengah disiapkan melalui RUU Perpajakan, jelasnya. "Kita mengharapkan dalam 10 bulan mendatang RUU Pajak sudah dirampungkan sehingga membuat Indonesia semakin menarik bagi tujuan investasi," katanya. Salah satu investor besar yang akan masuk, katanya, bergerak di sektor otomotif dengan nilai investasi 120 juta dolar AS serta akan diikuti negara lain AS, Singapura dan Jepang. Ia mengakui salah satu kendala dalam mendorong investasi saat ini adalah keterbatasan infrastruktur. Pemerintah sendiri merencanakan membangun listrik 13.500 MW senilai 6 miliar dolar AS dan 1.000 kilometer jalan tol yang ditawarkan kepada investor dengan pengembalian investasi 19-25 persen. Di samping itu juga tengah disiapkan kebijakan untuk memberikan nilai tambah di bidang produk-produk unggulan seperti kakao dan minyak sawit mentah (CPO) yang masing-masing dapat memberi kontribusi lebih tinggi dari saat ini bahkan cacao nilainya bisa 4-5 kali lipat. Luthfi menargetkan pertumbuhan investasi dapat mencapai 6,6 persen rata-rata 2004-2009 senilai 246 miliar dolar AS, 356 miliar dolar di antaranya berasal dari sektor swasta. Industri potensial yang dalam waktu dekat memberikan kontribusi di antaranya sepeda motor dan semen. Dalam menarik investasi memang tidak luput dari berbagai persoalan yang saat ini tengah diselesaikan yakni tenaga kerja serta kepastian hukum, jelasnya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006