penggunaan PJU tenaga surya ini jauh lebih hemat

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan, penggunaan penerangan jalan umum (PJU) dengan sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atau solar cell menjadi salah satu upaya mitigasi bencana di kota ini.

"PJU yang menggunakan tenaga surya tidak terpengaruh jika terjadi banjir, gempa, apalagi ketika jaringan PLN mati. Selama tiang PLTS berdiri dan ada matahari, maka PJU akan tetap nyala," kata Plt Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Mataram Lalu Martawang di Mataram, Senin.

Hal tersebut sampaikan terkait dengan rencana Pemerintah Kota Mataram yang akan memasang PJU PLTS di kawasan Jalan Lingkar Selatan dengan alokasi anggaran Rp10 miliar.

Menurut dia, Jalan Lingkar Selatan menjadi prioritas pemasangan PJU PLTS karena cocok dengan situasi dan kondisi jalan tersebut yang ketinggian pohonnya di bawah tiang PJU sekitar 17 meter.

"Untuk jumlah titik, masih kita hitung. Tapi tahun 2023, kita sudah uji coba di kawasan Taman Loang Baloq yang hasilnya cukup efektif," kata Martawang yang juga menjabat sebagai Asisten I Setda Kota Mataram.

Baca juga: 100 traffic light di Surabaya gunakan teknologi solar cell
Baca juga: Industri lampu tenaga surya bidik pasar Indonesia Timur

Setelah dilakukan evaluasi dan kajian, lanjutnya, pemasangan PJU dengan tenaga surya ini ternyata memang cocok untuk Kota Mataram dan Pulau Lombok pada umumnya yang waspada bencana.

Apalagi Kota Mataram merupakan salah satu dari 10 kabupaten/kota di NTB yang memiliki enam jenis bencana dari 10 jenis bencana yang kerap terjadi di NTB.

Selain gempa disertai tsunami, bencana lain yang mengancam wilayah Kota Mataram adalah banjir, gelombang pantai, abrasi, kebakaran permukiman, dan konflik sosial.

"Karena itu, PJU PLTS ini menjadi salah satu solusi dan bagian dari mitigasi bencana. Kalau kita tergantung pada satu saja, ketika PLN terganggu, langsung sistem penerangan kita akan padam," katanya.

Baca juga: Realisasi fisik pemasangan lampu tenaga surya di Riau capai 70 persen
Baca juga: Bangka Tengah terima bantuan 90 PJUTS dari Kementerian ESDM

Martawang menambahkan, pemasangan PJU dengan menggunakan PLTS ini sebagai salah satu upaya pemerataan sekaligus efisiensi anggaran pembayaran listrik secara konvensional.

Data dari Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Mataram, menyebutkan untuk satu unit PJU dengan menggunakan tenaga surya memang relatif mahal yakni berkisar Rp27 juta sampai Rp30 juta per titik dan itu sudah termasuk terima dipasang.

"Tapi penggunaan PJU tenaga surya ini jauh lebih hemat karena dengan membeli sekali, PJU tenaga surya bisa digunakan hingga sekitar lima tahun," katanya.

Sementara jika menggunakan PJU konvensional, katanya, memang biaya lebih murah, tapi ada beban pembayaran tagihan bulanan.

Baca juga: Warga 39 distrik pedalaman Papua rasakan manfaat lampu tenaga surya
Baca juga: Kementerian ESDM serahkan lampu tenaga surya dan PJU-TS di Sumedang
Baca juga: Balitbang ESDM : lampu tenaga surya hemat Rp300 ribu per bulan

Pewarta: Nirkomala
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2024