Bandar Seri Begawan (ANTARA News) - Thailand meminta Indonesia membeli beras dari negara itu jika memang memerlukannya.
Namun, Indonesia tidak akan begitu saja menerima tawaran tersebut karena impor beras merupakan masalah sensitif. Selain itu, juga harus melihat kebutuhan di dalam negeri, kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, Rabu, saat menjelaskan hasil pertemuannya dengan Menteri Perdagangan Thailand Niwattumrong Boonsongpaisan.
"Kita memang ada nota kesepahaman dengan Thailand, yakni jika kita perlu, mereka siap mengirim beras," katanya.
Pertemuan dilakukan di sela Pertemuan Menteri-menteri Ekonomi ASEAN yang berlangsung 19-21 Agustus 2013. Permintaan agar Indonesia membeli beras Thailand disampaikan saat pertemuan.
Namun, lanjut Wamen, saat pertemuan dia tidak bisa memutuskan apakah Indonesia akan menerima tawaran itu atau tidak karena untuk melakukan impor membutuhkan koordinasi dengan dengan pihak lain di Indonesia dan juga apakah Indonesia benar-benar membutuhkannya.
Sementara itu Dirjen Kerja Sama Perdagangan Internasional, Iman Pambagyo mengatakan Thailand memang meminta Indonesia membeli beras mereka.
Namun, katanya, nota kesepahaman (MoU) untuk pengadaan beras dilakukan dengan juga negara lain seperti dengan Vietnam dan Kamboja. "Jika sewaktu-waktu kita butuh beras mereka siap," katanya.
MoU juga tidak menyebutkan mengenai jumlah atau harga beli. Iman mengatakan, Indonesia jika membeli beras maka akan mempertimbangkan harga pasar internasional sehingga melihat harga termurah dengan kualitas yang sama.
Iman mengatakan pada pertemuan tersebut pihak Indonesia juga mengatakan bahwa Indonesia tidak bisa begitu saja mengimpor beras karena harus melihat kebutuhan di dalam negeri.
Apalagi, katanya, jika produksi beras dalam negeri bagus, impor tidak perlu dilakukan.
"Wamen mengingatkan bahwa masalah beras masalah sensitif. Mungkin bagi Thailand jika mereka tidak bisa mengekspornya merupakan masalah sensitif, namun bagi Indonesia jika mengimpornya menjadi masalah sensitif," katanya.
Pewarta: Unggul Tri Ratomo
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013