"Pertumbuhan ekonomi 6,4 persen itu bukanlah suatu target yang mudah dicapai, maka pembangunan ekonomi harus merata di seluruh daerah," kata anggota Komisi XI DPR RI Satya Wira Yudha yang ditemui sebelum Rapat Paripurna DPR RI di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, pemerintah selama ini tidak pernah menyampaikan tentang "gini ratio" padahal dalam rasio tersebut pemerintah dapat memperkirakan target pertumbuhan ekonomi dengan baik.
"Kemarin tidak terungkap berapa persen sebenarnya `gini ratio` kita. Padahal, justru di `gini ratio` itu kita bisa melihat penyebaran dari pertumbuhan ekonomi yang ada, baik itu kesenjangan antara si kaya dan si miskin," ujarnya.
Oleh karena itu, kata dia, hal tersebut merupakan suatu faktor yang harus dicermati bersama sebab pertumbuhan ekonomi nasional tentu harus ditopang oleh pertumbuhan di masing-masing daerah di Indonesia.
Selanjutnya, Satya menyoroti penyerapan anggaran belanja di daerah-daerah, terutama yang terkait dengan dana alokasi khusus.
Dia menilai sejauh ini penyerapan anggaran belanja untuk daerah masih sangat rendah sehingga hal itu tentu mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.
"Pengalokasian khusus anggaran di daerah tersebut tidak terserap dengan baik sehingga target pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah itu cenderung tidak tercapai dengan baik," kata Satya.
Pada kesempatan tersebut, anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Golkar itu juga mengatakan bahwa pemerintah harus segera menekan laju inflasi yang cukup tinggi akibat penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) pada Juni 2013.
(Y012)
Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013