Bojonegoro (ANTARA News) - Sebanyak dua puluh wartawan yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bojonegoro, Jatim, Selasa, menggelar demo menuntut Kapolri mengusut kembali kasus terbunuhnya wartawan asal Bantul Udin yang terjadi 17 tahun lalu.
"Kami minta tuntutan kami disampaikan kepada Kapolres Bojonegoro AKBP Rakhmad Setyadi untuk diteruskan ke Kapolri," kata Ketua AJI Bojonegoro Koko Sudjatmiko, yang kemudian menyerahkan pernyataan sikap AJI mengenai kasus itu kepada Kapolsek Kecamatan Kota Kompol Suroto.
Menanggapi permintaan itu, Kompol Suroto berjanji akan meneruskan permintaan mengenai pengusutan kasus Udin kepada AKBP Rakhmad Setyadi.
"Yang saya ketahui polisi polisi terus berusaha keras menguak terbunuhnya wartawan Udin di Jateng," katanya, menegaskan.
Dalam orasinya salah seorang wartawan dari media elektronik Eeng Negoro mengatakan, kasus terbunuhnya Fuad Muhammad Syarifuddin atau Udin dengan menghitung mundur sampai 16 Agustus 2014 akan menjadi kadaluwarsa.
Sampai saat ini, katanya, siapa pembunuh dan dalang dibalik kematian sang kuli tinta Udin masih belum terkuak.
Ia menjelaskan di dalam surat dengan bernomor kop B/4667/VIII/2012 tertanggal 15 Agustus 2012 yang isinya polisi berkeyakinan bahwa Dwi Sumadji alias Dwi adalah pelakunya. Meskipun di persidangan Dwi diputus bebas karena hakim tidak menemukan bukti kuat keterlibatan Dwi dalam kasus Udin.
Polisi, lanjutnya, mengesampingkan azas praduga tidak bersalah. Seharusnya polisi mencari pelaku sesungguhnya setelah hakim memutus bebas Dwi.
"Penuntasan kasus Udin seharusnya dijadikan momentum oleh pihak kepolisian sebagai bagian untuk menunjukkan bila berpihak kepada penegakan hukum," ujarnya.
Di dalam selebaran itu, juga disebutkan delapan nama wartawan yang tewas dalam tugas peliputan yaitu Fuad Muhammad Syarifuddin (Bernas), Naimullah (Sinar Pagi), Agus Mulyawan (Asia Press), Muhammad Jamaluddin (TVRI), Ersa Siregar (RCTI).
Selain itu, Herliyanto (jurnalis lepas Tabloid Delta Sidoarjo), Adriansyah Matra`is Wibisono (jurnalis TV lokal di Merauke) dan Alfres Mirulewan (Tabloid Pelanggi).
Masih mengutip selebaran itu, sebanyak 43 kasus kekerasan telah terjadi selama rentang waktu 1 Mei 2011 hingga 30 April 2012.
Demo yang digelar wartawan di daerah setempat di pertigaan jalan raya Kelurahan Sumbang, Kecamatan Kota sempat mengakibatkan kendaraan dari arah Surabaya dan Cepu, Jateng, berjalan merayap sekitar 1 jam.
Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013