Jakarta (ANTARA) - Perusahaan musik multinasional Universal Music Group dikabarkan bahwa mereka akan merumahkan sejumlah karyawannya dalam beberapa minggu mendatang, menjawab rumor yang telah berembus selama beberapa pekan lalu.
Divisi rekaman musik perusahaan tersebut akan menerima dampak terberat dari kebijakan pemutusan hubungan kerja (PHK) pegawai, seperti dilansir dari Variety, Jumat (12/1). Mengutip salah satu perwakilan dari Universal, sebuah pernyataan menjabarkan bahwa perusahaan berusaha untuk terus memposisikan UMG dalam upaya mempercepat keunggulan di bidang pertumbuhan musik dan mendorong transformasi.
“Selama beberapa tahun terakhir, kami telah berinvestasi dalam pertumbuhan di masa depan dengan membangun operasi niaga-el dan D2C, melakukan ekspansi secara geografis, dan memanfaatkan teknologi baru. Sembari mempertahankan investasi terdepan di industri dalam A&R dan pengembangan artis, kami juga menciptakan efisiensi di bidang bisnis lainnya sehingga dapat tetap gesit dan responsif terhadap pasar yang dinamis,” tulis pernyataan tersebut.
Baca juga: Universal Music Group hentikan operasi di Rusia
Sebelumnya, artikel Bloomberg perdana menuliskan kabar bahwa UMG akan memberhentikan sejumlah besar karyawannya menyusul momen pertemuan yang membahas perihal kinerja perusahaan atau earning calls pada bulan Oktober lalu. Rumor tersebut pun berembus semakin kencang selama beberapa waktu kemudian. Sebuah sumber Variety mengungkapkan bahwa akan ada ratusan pegawai yang terkena dampak PHK tersebut.
Meskipun artikel Bloomberg memberikan gambaran yang terlalu suram dan kurang akurat mengenai prospek makro bisnis musik saat ini, namun tidak ada keraguan bahwa industri musik mengalami pertumbuhan yang stabil sejak layanan streaming turut memulihkan laba perusahaan pada pertengahan tahun 2010-an, termasuk sejak pandemi. Pertumbuhan tersebut disebabkan oleh banyaknya orang yang tidak ke mana-mana alias hanya berdiam diri di rumah dengan lebih banyak waktu senggang dari biasanya, selama sepanjang tahun 2020 dan 2021.
Baca juga: Aerosmith dan Universal Music Group jalin kerja sama baru
CEO UMG Lucian Grainge dalam sesi earning calls pada Oktober lalu berkata bahwa pihaknya akan memotong biaya yang tidak berkaitan langsung dengan produksi dan mengalihkan hal tersebut ke sektor lain.
“Kami memiliki pengalaman dalam mengelola bisnis, tim, dan bisnis di dalam grup. Dan kami punya rencana,” tegas Grainge.
Universal bukan satu-satunya perusahaan besar yang menerapkan PHK dalam beberapa bulan terakhir. Perusahaan Warner juga mengurangi staf sekitar 4% pada bulan Maret dan CEO baru Robert Kyncl memaparkan rencana dalam memo internal pekan lalu untuk perubahan besar dalam fokus perusahaan selama 10 tahun ke depan.
Sumber Variety juga mengutarakan bahwa PHK di Sony Music kemungkinan besar juga segera terjadi.
Baca juga: Universal Music gunakan NFT "Bored Ape" buat grup musik virtual
Penerjemah: Ahmad Faishal Adnan
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024