"Tari yang menggambarkan proses pembuatan keris hingga menjadi benda yang sakral maupun benda seni itu berdurasi 15 menit yang penampilan perdananya bersamaan dengan kirab 150 keris nusantara," kata Komang Astita di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan, tari yang dipersiapkan sejak 1,5 bulan yang lalu dibawakan oleh tujuh seniman dengan gerak tari yang sama berdurasi 15 menit diiringi sekaa gong Kalingga Jaya Banjar Kaliungu Kaja Kota Denpasar.
"Tari tersebut tercipta berkat kerja sama dengan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar, I Wayan Gatra yang menggelar berbagai kegiatan dalam menyambut hari Tumpek Landep yang akan dirayakan Sabtu, 24 Agustus 2013," ujar seniman andal yang telah menghasilkan belasan karya-karya monomental tabuh dan tari Bali.
Pementasan perdana memeriahkan serangkaian kegiatan peringatan Hari Tumpek Landep akan dilakukan di lapangan Puputan Badung, depan Museum Bali Selasa sore (20/8) sebelum Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra membuka kegiatan tersebut.
Bersamaan dengan itu juga dilakukan kirab 150 keris nusantara keliling lapangan Puputan Badung dan peluncuran buku berjudul "Jelajah Keris Bali".
Komang Astita menjelaskan, proses berkesenian hingga lahirnya tari baris Tumpek Landep berawal dari usulannya kepada pihak panitia Peringatan Hari Tumpek Landep di Kota Denpasar yang ternyata mendapat apresiasi.
"Begitu mendapat apresiasi langsung digarap dan telah melakukan latihan selama 1,5 bulan," ujar Komang Astika.
Tari baris Tumpek Landep itu merupakan penyempurnaan dari tari Baris Bandana Manggala Yudha yang pernah diciptakannya tahun 1979 atau 34 tahun yang silam.
Meskipun tari baris Tumpek Landep itu tercipta berkat kerja sama dengan Pemkot Denpasar, namun tari dipersembahkan kepada masyarakat Bali untuk melengkapi kegiatan ritual tumpek landep yang diperingati setiap enam bulan sekali, ujar Komang Astita.
Pewarta: IK Sutika
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013