Menurut saya, pasti memang AS memiliki agenda besar dalam penempatan pasukannya di Australia, baik dalam jangka pendek dan panjang."
Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR RI, Husnan Bey Fananie meminta pemerintah dan rakyat Indonesia untuk tetap waspada terkait penempatan 2500 personil marinir Amerika Serikat di pulau Cocos Islands yang dekat dengan pulau Chrismast, Australia, di Samudra Hindia. Menurut dia, penempatan marinir AS itu tentunya bukan tanpa maksud dan tujuan.
"Karena itu perlu saya ingatkan pada pemerintah RI dan masyarakat dalam negeri tetap harus waspada atas penempatan pasukan marinir AS di Australia itu. Karena pasukan itu tak ubahnya sebagai pasukan spy drone yaitu pasukan mata-mata atau striking drone, pasukan yang ditempatkan sebagai pasukan penyerang nantinya," kata Husnan usai bertemu dengan Ketua Kongres Amerika Serikat untuk Bidang Luar Negeri Edward Royce di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Senin.
Dalam pertemuan dengan kongres AS dengan komisi I DPR RI tersebut, dirinya secara khusus menyoroti dan mempertanyakan soal keberadaan 2500 marinir AS yang ditempatkan di Cocos Island.
Sebab, dari berbagai informasi yang didapatkan, keberadaan Marinir AS di pulau tersebut, memang sengaja untuk memata-matai negara-negara di kawasan Asia, khususnya Indonesia sendiri.
"Saya tanyakan apa alasan kuatnya dan argumentasinya penempatan Marinir AS di pulau tersebut. Namun jawabannya sangat normatif dan diplomatis, bahwa pasukan marinir ditempatkan atas dasar kerjasama militer yang dijalanin dengan Australia, dan membantu negara-negara di kawasan Asia, saat menghadapi bencana alam," kata Husnan.
Atas jawaban itu, politisi PPP itu puas namun tetap mengganjal. Karena, lanjutnya, tidak mungkin sesederhana itu penempatan pasukan marinir AS di Australia sebesar itu.
"Menurut saya, pasti memang AS memiliki agenda besar dalam penempatan pasukannya di Australia, baik dalam jangka pendek dan panjang," pungkas Husnan. (Zul)
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013