Brussels (ANTARA News) - Uni Eropa (EU) mengadakan pembicaraan darurat babak pertama Senin ini mengenai pertumpahan darah di Mesir di tengah ancaman blok itu untuk meninjau kembali hubungan dengan Mesir.
Duta besar tergabung dalam Komite Politik dan Keamanan EU dipanggil untuk mengadakan pembicaraan di Brussels mulai Senin setelah jumlah korban tewas dalam kekerasan lima hari di Mesir mencapai hampir 800 orang.
Presiden Komisi Eropa dan Dewan Eropa dalam pernyataan bersama urusan luar negeri, mengatakan blok beranggota 28 negara itu akan meninjau ulang hubungannya dengan Kairo.
"Perkembangan terbaru di Mesir dan lebih khusus kekerasan selama beberapa hari terakhir sangat mencemaskan," kata Herman Van Rompuy dan Jose Barosso dalam pernyataan bersamanya.
"Yang paling penting kekerasan harus segera diakhiri," kata mereka, "EU akan segera meninjau kembali hubungannya dengan Mesir dalam beberapa hari mendatang."
Uni Eropa menjanjikan hampir lima miliar euro (Rp67 triliun rupiah) dalam bentuk pinjaman dan hibah kepada Mesir dalam kurun waktu 2012-2013. Di dalamnya termasuk satu miliar euro dari EU dan yang sisanya dari bank-bank Eropa EIB dan EBRD.
Kemarin, Kanselir Jerman Angela Merkel menyarankan pembekuan pasokan senjata ke Mesir.
Van Rompuny dan Barosso mendesak kekerasan diakhiri, dimulainya kembali dialog politik dan dikembalikannya demokrasi.
"Sementara semuanya menahan diri, kami garis bawahi tanggung jawab khusus dari penguasa sementara dan tentara untuk menghentikan bentrokan," kata mereka.
(M016/B002)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013