Jakarta (ANTARA) - PB Djarum bersama Bakti Olahraga Djarum Foundation menggelar outbound di Zone 235 Cikole, Lembang, Bandung, Jawa Barat, mulai 10 hingga 13 Januari untuk mematangkan psikologis atlet.

Dalam keterangan resmi yang diterima pewarta, Jumat, kegiatan outbound tersebut diikuti oleh 85 atlet PB Djarum yang terbagi ke dalam kelompok usia mulai U-11 hingga U-17.

"Demi mematangkan psikologis atlet, kami secara berkala menyelenggarakan outbound sebagai salah satu upaya pembangunan karakter agar para atlet mempunyai bekal yang kokoh dari sisi psikologi. Ini penting, karena saat bertanding, aspek psikologis itu punya pengaruh besar agar si atlet bisa menang dan membawa gelar juara,” kata Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation yang juga Ketua PB Djarum Yoppy Rosimin.

Yoppy menjelaskan bahwa dalam beberapa situasi, aspek psikologis bahkan bisa menjadi penentu kemenangan bagi seorang atlet. Contohnya ketika bertemu lawan tangguh di babak krusial hingga atmosfer pertandingan yang tidak berpihak seperti dukungan penonton lawan yang bergemuruh di tribun.

“Ini semua tentang psikologi atlet bagaimana agar mentalnya tetap kuat, tetap konsentrasi sehingga bisa konsisten mengeluarkan kemampuan terbaik dan menjadi juara,” ujar Yoppy.

Melalui kegiatan outbound yang diselenggarakan selama empat hari di alam terbuka tersebut, para atlet ditempa untuk bisa beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang berbeda dari kehidupan keseharian mereka ketika berada di asrama. Pebulu tangkis muda ini juga ‘digembleng’ guna menumbuhkan sikap kemandirian, disiplin, pantang menyerah hingga kemampuan mengelola emosi diri.

Djarum Foundation dan PB Djarum juga bekerja sama dengan Pusat Inovasi Psikologi Universitas Padjadjaran untuk mengamati kondisi psikologis para atlet selama outbound berlangsung. Pemantauan intensif akan dilakukan dengan melibatkan 19 psikolog dengan masing-masing dua psikolog di setiap kelompok sebagai observer.

Baca juga: 11 pebulu tangkis muda resmi bergabung dengan PB Djarum

Rt. Annissa Apsyari selaku psikolog di Bidang Layanan Asesmen & Intervensi dari Pusat Inovasi Psikologi Universitas Padjadjaran menjelaskan bahwa observer bertindak untuk mengamati kondisi psikologis para atlet, di antaranya kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, stabilitas emosi, resiliensi, daya tahan terhadap tekanan, dan kerja sama. Berdasarkan observasi psikologi yang dilakukan, diperoleh gambaran kondisi psikologis para atlet dalam mengatasi tantangan dan melakukan pengembangan diri.

“Melalui serangkaian simulasi/games tersebut, akan diamati bagaimana para atlet menghadapi tantangan dan mencoba beradaptasi serta bangkit dari kondisi yang tidak sesuai dengan harapan. Setelah melakukan simulasi/games, sesi diskusi akan dilakukan antara psikolog dan para atlet untuk memperdalam aspek psikologis, sehingga dapat menjadi masukan untuk perkembangan para atlet dalam bertanding dan berprestasi di bidangnya,” tutur Annissa.

Di alam terbuka tersebut, para atlet akan mengikuti sebanyak sembilan games, di antaranya sky run, walking in the sky, blindman walking, dan double rope bridge. Sejumlah games seru dan menantang ini akan melatih para atlet dalam berkomunikasi dengan rekan satu tim, membangun kekompakan, serta menambah disiplin diri.

Sebanyak 85 atlet tersebut dibagi menjadi 9 - 10 kelompok yang terdiri dari 7 sampai 11 peserta setiap kelompoknya. Tak hanya harus menyelesaikan games, mereka juga ditantang untuk melakukan hiking ke Tangkuban Perahu guna menguji stamina dan ketahanan fisik masing-masing atlet.

Baca juga: Dejan/Gloria paparkan kunci juarai turnamen Super 300 perdana di India
Baca juga: Merah Meriah hadirkan pertandingan bulu tangkis bertabur bintang

Pewarta: Fajar Satriyo
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2024