Kairo, Qahirah (ANTARA News) - Tembakan dua granat berpeluncur roket kaum militan terhadap dua bus penuh polisi Mesir menewaskan 24 orang, Senin, sebuah serangan semacam paling mematikan selama bertahun-tahun, kata sumber medis dan keamanan.


Sedikitnya dua lainnya terluka ketika militan tak dikenal menembak bus-bus yang sedang melaju ke Rafah perbatasan dengan Jalur Gaza Palestina, lapor AFP.


Serangan tersebut adalah yang paling mematikan di Sinai selama bertahun-tahun, melampaui jumlah korban serangan Agustus 2012 terhadap tentara Mesir yang menewaskan 16 orang.


Situasi keamanan di Semenanjung Sinai yang berbatasan dengan Gaza dan Israel telah memburuk sejak 2011, saat presiden Hosni Mubarak digulingkan.


Namun situasinya semakin memburuk sejak angkatan darat mendepak presiden Mohamed Moursi pada 3 Juli, dimana militan hampir tiap hari melakukan serangan terhadap instalasi polisi dan militer.


Menurut hitungan AFP, paling sedikit 49 petugas keamanan tewas di Sinai sejak 5 Juli -- 28 polisi dan 21 tentara -- tidak termasuk mereka yang tewas dalam serangan terakhir tersebut.


Mesir telah menempatkan pasukan tambahan ke Sinai, yang umumnya berupa padang gurun dan dihuni suku Badui yang dituduh bekerja sama dengan kaum militan Islam.


Angkatan Darat mengatakan pihaknya telah membunuh hampir 70 "teroris" di wilayah itu sejak 3 Juli.


Kekerasan muncul saat Mesir bergulat dengan krisis politik mendalam dan pertumpahan darah yang menewaskan ratusan orang selama bentrokan berhari-hari antara demonstran Islam dan pasukan keamanan. (K004)

Penerjemah: Kunto Wibisono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013