Jambi (ANTARA) - Universitas Jambi (Unja) memberikan pendampingan penggunaan obat tradisional bagi Suku Anak Dalam (SAD) di Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, sebagai upaya peningkatan kesehatan dan kesejahteraan warga.

Ketua Program SAD Care for Health Unja Dwi Noerjoedianto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jambi, Jumat, mengatakan Unja bersama pemerintah melakukan pemberdayaan kemandirian kesehatan warga SAD melalui program SAD cinta, asuh, rawat, dan entaskan yang diikuti oleh belasan dosen di Desa Dwi Karya Bhakti, Kecamatan Pelepar, Kabupaten Bungo

"Latar belakang pelaksanaan program ini karena SAD masih menghadapi permasalahan kesehatan yang mendesak terutama terkait gizi, kesehatan reproduksi ibu dan anak, serta prilaku hidup bersih dan sehat," kata dia.

Baca juga: Mahasiswa Unja ciptakan obat penyakit kulit hewan ternak

Sebelumnya Tim SAD Care for Health membentuk posyandu khusus SAD di wilayah tersebut. Mereka juga telah beberapa kali mendampingi kader khusus SAD dan kader pendamping yang berasal dari desa di sekitar kawasan tempat tinggal SAD.

"Tim SAD Care for Health melakukan pendampingan lanjutan kepada kader khusus dan pendamping tentang penggunaan obat tradisional," katanya.

Ia menjelaskan pendampingan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kader serta warga SAD khususnya wanita usia subur, ibu, dan balita dalam membuat ramuan obat tradisional agar kesehatan mereka semakin baik.

"Selama pendampingan itu, teridentifikasi 17 jenis obat tradisional yang biasa digunakan oleh warga SAD. Kemudian kami memastikan bahwa jenis obat tradisional tersebut benar memiliki kemanjuran yang baik dan aman digunakan sehingga diperlukan penelusuran ilmiah lebih lanjut," katanya.

Baca juga: Unja latih warga Batanghari olah limbah kelapa sawit jadi briket

Untuk itu, tim SAD Care for Health hanya memperkenalkan beberapa jenis ramuan tradisional yang sudah terbukti aman dan telah banyak digunakan masyarakat luas.

Dari pendampingan itu, warga SAD mendapatkan pengajaran membuat jamu kunyit asam, beras kencur, temulawak, dan brotowali. Tim juga menjelaskan manfaat yang akan didapat setelah mengkonsumsi ramuan itu.

Ia menegaskan bahwa warga SAD mengakui telah mengenal sebagian besar bahan baku pembuatan jamu tersebut. Bahkan, sebagian bahan baku itu juga digunakan untuk pengobatan tetapi dengan cara pengolahan yang berbeda sehingga khasiat yang didapat juga berbeda.

Baca juga: Unja bantu warga Muaro Jambi ubah air gambut jadi layak konsumsi

Selanjutnya tim SAD Care for Health akan menyusun langkah-langkah pembuatan jamu dengan bahasa lokal SAD agar warga dapat lebih mudah menggunakan resep jamu sebagai pelengkap pelayanan kesehatan modern yang tersedia di posyandu dan fasilitas kesehatan.

Pewarta: Tuyani
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024