Jakarta (ANTARA News) - Pengamat ekonomi Umar Juoro mengatakan krisis ekonomi di Indonesia memang sudah lewat karena pertumbuhan ekonomi sudah tidak negatif lagi, tetapi ekonomi Indonesia masih belum pulih. "Indonesia sudah keluar dari krisis ekonomi sejak 1999. Pertumbuhan tidak negatif lagi," kata Umar Juoro, di Jakarta, Senin, menanggapi Wakil Presiden Jusuf Kalla yang mengatakan Indonesia sudah tidak mengalami krisis ekonomi lagi terbukti dengan adanya perdapatan per kapita masyarakat saat ini yang telah mencapai 1.500 dolar AS. Namun, kata Umar, ekonomi Indonesia masih belum pulih seperti sediakala yang ditunjukkan dengan masih rendahnya pertumbuhan ekonomi, daya beli menurun, dunia usaha tidak berkembang, investasi melemah dan pengangguran meningkat. "Ini masalah serius. Investasi bahkan cenderung melemah," katanya. Mengenai pendapat per kapita penduduk, Umar belum yakin sudah mencapai 1.500 dolar AS. "Belum sampai segitu. Mungkin masih di bawah 1.000 dolar AS," katanya. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, kata Umar, salah satunya adalah meningkatkan penyerapan anggaran pemerintah baik pusat maupun daerah yang kini sangat kecil. Ia mengatakan, jika daya serap anggaran meningkat pesat maka perekonomian akan jalan karena proyek-proyek juga akan jalan yang berarti perusahaan akan mendapatkan pekerjaan. Ditanya mengenai meningkatnya ekspor Indonesia, Umar mengatakan, meningkatnya ekspor tersebut lebih disebabkan oleh meningkatnya harga. Ia mengatakan harga barang ekspor Indonesia seperti minyak sawit mentah dan barang tambah meningkat cukup baik. Sementara itu Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada semester I 2006 dipastikan di bawah 5 persen. "Kita masih berharap pertumbuhan pada 2006 bisa mendekati enam persen. Data resmi 5,9 persen meski DPR meminta direvisi karena melihat pada semester II mungkin sulit untuk membukukan pertumbuhan yang `jump` (melonjak) hingga 7 persen untuk mengkompensasi pertumbuhan semester I yang pasti di bawah 5 persen," katanya. Pertumbuhan pada kuartal pertama 2006 itu 4,59 persen dan pertumbuhan dalam APBNP 2006 adalah 5,9 persen. "Tetapi kalau melihat trendnya tidak terlalu buruk dari 4 persen 2004, 5.6 persen 2005 dan 5,9 persen 2006," katanya. Sebelumnya Wapres menjelaskan pada masa sebelum krisis ekonomi perdapatan per kapita penduduk Indonesia sebenarnya 1.000 dolar AS. Sedangkan pada saat mengalami krisis ekonomi pada tahun 1998 pendapatan perkapita penduduk turun drastis menjadi hanya 700 dolar AS. "Nah sekarang ini pendapatan per kapitanya sudah 1.500 dolar AS malah sudah sekitar 1.525 dolar AS dan produk domestik brutonya 3.000 trilyun. Sekiranya pendapatan per kapita masih sekitar 700 dolar AS, betul itu masih krisis, tetapi ini tidak," katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006