Sanaa (ANTARA News) - Kedutaan Besar Inggris di Yaman dibuka lagi, Minggu, dua pekan setelah penutupan perwakilan itu dan misi-misi lain Barat serta AS karena kekhawatiran mengenai ancaman teror, kata sejumlah diplomat.
"Kami buka lagi seperti biasanya," kata Duta Besar Inggris untuk Yaman Jane Marriott di akun Twitter-nya pada Minggu, hari pertama dalam sepekan di Yaman.
Marriott mengumumkan pada Kamis, ia telah kembali ke Sanaa dan kedutaan akan dibuka lagi dalam beberapa hari mendatang.
Inggris termasuk diantara sejumlah negara Barat yang menutup kedutaan besarnya pada 4 Agustus setelah peringatan AS mengenai kemungkinan serangan Al Qaida. Beberapa hari kemudian London menarik seluruh staf diplomatiknya.
Kedubes AS di Sanaa masih tetap tutup, meski misi-misi AS di tempat lain yang ditutup karena ancaman keamanan sudah mulai dibuka lagi.
Kedubes Prancis juga masih tertutup untuk umum, menurut pernyataan di situs beritanya.
Ancaman keamanan itu dikabarkan terkait dengan penyadapan komunikasi antara pemimpin Al Qaida Ayman al-Zawahiri dan pemimpin cabang kelompok itu di Yaman, Nasser al-Wuhayshi.
Presiden AS Barack Obama mengatakan, Jumat (9/8), cabang-cabang regional Al Qaida masih menimbulkan ancaman meski jaringan itu melemah secara keseluruhan.
"Al Qaida yang sangat terorganisasi dan relatif terpusat yang menyerang kami pada 11 September tercerai-berai. Dan mereka sangat lemah dan tidak memiliki banyak kemampuan operasional," kata Obama.
Meski demikian, presiden AS itu memperingatkan bahaya yang ditimbulkan Al Qaida di Semenanjung Arab (AQAP) yang menguasai daerah-daerah di Yaman.
"Kita masih menghadapi organisasi-organisasi regional ini seperti AQAP yang menimbulkan ancaman," katanya.
Militan-militan regional bisa "menabrakkan truk berisi bom ke dinding kedutan dan membunuh sejumlah orang", lanjutnya.
Karenanya, menurut Obama, diperlukan sebuah strategi yang bisa memperkuat kemampuan negara-negara mitra dalam menangani ancaman regional semacam itu.
AS menutup sementara lebih dari 20 kedutaan besar atau konsulatnya di negara-negara muslim karena kekhawatiran mengenai ancaman Al Qaida.
Semenanjung Arab merupakan pangkalan bersejarah Al Qaida, yang didirikan oleh militan kelahiran Arab Saudi, Osama bin Laden, yang tewas dalam serangan AS di Pakistan pada 2011.
Negara-negara Barat, khususnya AS, semakin khawatir atas ancaman ekstrimisme di Yaman, termasuk kegiatan Al Qaida di Semenanjung Arab (AQAP).
Yaman adalah negara leluhur almarhum pemimpin Al Qaida Osama bin Laden dan hingga kini masih menghadapi kekerasan separatis di wilayah utara dan selatan.
AS ingin presiden baru Yaman, yang berkuasa setelah protes terhadap pendahulunya membuat militer negara itu terpecah menjadi kelompok-kelompok yang bertikai, menyatukan angkatan bersenjata dan menggunakan mereka untuk memerangi kelompok militan itu.
Washington juga mencemaskan masalah keamanan sejak serangan terhadap konsulatnya di Benghazi, Libya, pada 11 September tahun lalu.
Serangan militan itu menewaskan empat warga AS, termasuk Duta Besar Chris Stevens.
(M014)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013