“Ya, kita hormati sikapnya Pak Wapres, monggo,”

Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid menghormati sikap Wakil Presiden (Wapres) RI Ma’ruf Amin yang melakukan pose salam tiga jari atau salam metal saat menghadiri Hari Ulang Tahun (HUT) PDI Perjuangan.

“Ya, kita hormati sikapnya Pak Wapres, monggo,” kata Nusron saat konferensi pers di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Jakarta Selatan, Kamis.

Menurut Nusron, hal tersebut merupakan hak politiknya Ma’ruf Amin.

Ia menduga Wapres melakukan salam yang identik dengan partai berlambang banteng itu karena menyesuaikan kondisi.

“Itu hak politik beliau. Mungkin karena diundang di HUT PDIP, pasti salamnya tiga (jari), metal begitu. Nanti kalau diundang Muhammadiyah, Wapres ya pasti bajunya Muhammadiyah. Kalau diundang di NU ya pakai batik NU,” katanya.

Sebelumnya, Wapres saat menghadiri HUT Ke-51 PDI Perjuangan di Jakarta, Rabu (10/1), menunjukkan salam tiga jari dalam sesi foto di pengujung acara, bersama-sama dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan jajaran pengurus.

Terkait hal ini, juru bicara Wakil Presiden Masduki Baidlowi juga telah buka suara. Ia menegaskan Wakil Presiden Ma'ruf Amin konsisten mengambil posisi netral dalam kontestasi Pilpres 2024.

"Wapres K.H. Ma’ruf Amin, konsisten mengambil posisi netral dalam kontestasi Pilpres 2024, seperti sering disampaikan dalam berbagai kesempatan. Netralitas itulah yang menjadi salah satu alasan Wapres hadir dalam acara HUT PDIP, juga HUT parpol yang lain," kata Masduki dalam keterangan di Jakarta, Rabu (10/1).

Masduki menekankan terkait salam metal tiga jari yang ditunjukkan Wapres pada saat menghadiri HUT PDI Perjuangan, seharusnya tidak dipersepsikan Wapres mendukung pasangan capres-cawapres tertentu dalam kontestasi Pilpres saat ini.

"Salam metal (tiga jari) tersebut murni salam keakraban, menghargai HUT PDIP. Salam tersebut sudah lama dipakai PDIP. Metal menunjukkan akronim merah total, sebagai warna bendera partai," kata Masduki.

Pewarta: Fath Putra Mulya
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024