Sidoarjo (ANTARA) - Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, mengalami kenaikan dalam tiga tahun terakhir menyusul pendidikan di kabupaten ini yang terus bertumbuh.

Dari data Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo mencatat IPM Kabupaten Sidoarjo tahun 2021 mencapai 81,01 persen, tahun 2022 sebesar 81,37 persen, dan pada tahun 2023 sebesar 81,88 persen.

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, di Sidoarjo, Kamis, mengatakan naiknya angka IPM di Kabupaten Sidoarjo menjadi tolok ukur bahwa perkembangan pendidikan di kabupaten ini terus tumbuh menjadi lebih baik karena IPM adalah penentu berhasilnya pembangunan.

Baca juga: Khofifah: IPM Jawa Timur capai 74,65, lampaui rata-rata nasional

"IPM di Kabupaten Sidoarjo yang mencapai 81,88 persen ini masuk kategori sangat tinggi," katanya di sela acara peletakan batu pertama Unusida Tower 2 Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo di Kampus 2 Unusida Lingkar Timur Kabupaten Sidoarjo.

Bupati Sidoarjo mengemukakan capaian IPM tersebut sudah melampaui target untuk tahun 2026 yang hanya 81,62 persen.

"Pada tahun 2026 IPM ditargetkan sebesar 81,62 persen, angka ini sudah terlampaui pada tahun 2023 yang mencapai 81,88 persen. Hal ini salah satunya atas dukungan beberapa universitas yang ada di Kabupaten Sidoarjo," katanya.

Baca juga: Pemkab Trenggalek fokus tingkatkan IPM dan turunkan stunting

Bupati Muhdlor menjelaskan tingginya IPM ini karena peran serta tiga unsur penting yaitu pendidikan, kesehatan, dan pendapatan atau kesejahteraan masyarakat Kabupaten Sidoarjo.

"Jika masing-masing universitas dari lembaga manapun bersungguh-sungguh dalam meningkatkan sumber daya manusia menjadi unggul, maka tidak dapat dipungkiri akan ikut membawa Sidoarjo menjadi lebih baik dalam segala hal," tuturnya.

Ia berharap universitas yang dibangun oleh lembaga-lembaga di Kabupaten Sidoarjo dapat ikut berperan dalam peningkatan angka harapan lama sekolah (HLS).

Baca juga: Bupati berharap pembangunan kampus Unej di Lumajang tingkatkan IPM

"Peningkatan harapan lama sekolah dipengaruhi oleh universitas yang nota bene dimiliki oleh suatu lembaga. Untuk menggenjot angka HLS ini dibutuhkan konsistensi dalam mengubah ekosistem makro dan ekosistem mikro," ujarnya.

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024